Bagikan:

JAKARTA - Calon Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 3, Rano Karno (Doel), mengaku tak hanya ingin mengembangkan kebudayaan Betawi jika memenangkan Pilgub Jakarta.

Selain budaya Betawi, Doel juga akan menjalankan program pelestarian budaya lain seperti Sunda dan Jawa. Hal ini disampaikan Doel usai mendapat dukungan dari sekelompok paguyuban masyarakat Sunda.

"Kita punya panggung besar. Misalnya apa? car free day. Kita bisa (hadirkan) kebudayaan Sunda tampil di car free day. Misalnya, pencak silatnya atau apa atau segala macam, angklungnya bisa. Itu memang wewenang, diskresi dari sebuah pimpinan daerah," kata Doel di di Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin, 11 November.

Mantan Gubernur Banten ini menuturkan, penduduk Jakarta berasal dari beragam suku, mulai dari Jawa dengan populasi 38 persen warga, 27 persen masyarakat Betawi, dan 15 persen masyarakat Sunda.

"Artinya apa? Kekuatan Jakarta itu kekuatan bersama, dia tidak bisa unggul. Walaupun jujur, saya sebagai orang yang lahir di Jakarta, Saya ingin sekali menengahkan lagi kebudayaan Betawi," tutur Doel.

Menurut Doel, aspirasi warga berlatar suku Sunda yang disampaikan kepada calon pemimpinnya juga tak berbeda dengan masyarakat asli Jakarta. Salah satunya, mereka turut meminta agar pemerintah bisa membantu mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kepada mereka, Doel mengungkap dirinya dan cagub Pramono Anung akan mengalokasikan bantuan modal kepada UMKM hingga Rp300 miliar per tahun dari APBD Jakarta. Program ini, menurut dia, akan selaras dengan kebijakan pemerintah pusat.

"Makanya tadi saya katakan bersyukurlah kita, pemerintah pusat sudah memutihkan beberapa bantuan untuk petani, untuk nelayan. Itu kan meringankan utang. Jadi artinya ini menjadi awal. Nah kebijakan kita apa? Sebagai gubernur dan wakil gubernur di sebuah kota khusus, mungkin kita punya diskresi untuk itu," urai Doel.