JAKARTA - Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah kalah dari pemilihan presiden Amerika Serikat, kini berita tidak sedap datang ke kubu kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Konser-konser artis pendukung Kamala Harris yang dilakukan sehari sebelum pemilihan umum justru dikabarkan menyisakan utang sebesar US$ 20 juta atau sekitar Rp 313 miliar.
Dilaporkan NY Post, sejumlah konser tersebut menghadirkan artis-artis papan atas Amerika Serikat yang mendukung Kamala Harris menjadi presiden negara tersebut.
Beberapa nama yang dilaporkan adalah Bon Jovi di Detroit, Christina Aguilera di Las Vegas, Katy Perry di Pittsburgh, dan Lady Gaga di Philadelphia.
"Mereka membakar uang US$ 20 juta untuk konser-konser tersebut dan sekarang staf serta vendor khawatir mereka tidak akan dibayar setelah muncul laporan bahwa kampanye tersebut terlilit utang," dikutip NY Post, Minggu 10 November.
Kondisi tim kampanye Kamala Harris saat ini memang tidak ideal. Seorang sumber yang dikutip NY Post menyebutkan tim kampanye sudah tidak memiliki uang karena habis-habisan untuk berkampanye. Akibatnya konser-konser itu jadi beban utang bagi Kamala Harris.
Kondisi itu bahkan sudah dirasakan oleh staf kampanye. Banyak dari mereka belum menerima gaji. Beberapa kontrak dengan pihak ketiga untuk kegiatan kampanye seperti konser juga belum dibayar termasuk konser artis-artis pendukung yang dilakukan satu hari sebelum pemilihan umum.
"Saya yakin vendor akan mulai kesal segera," sebut sumber tersebut.
Sumber lain yang juga tidak disebutkan namanya mengkritik metode kampanye yang terlalu menghamburkan uang. Konser-konser artis pendukung diyakini merupakan bentuk penggunaan dana yang sangat buruk. Harusnya dana itu digunakan untuk iklan yang menjelaskan kebijakan ekonomi di saat para pemilih sedang berjuang dengan inflasi.
BACA JUGA:
Bukan digunakan untuk konser-konser artis yang justru akhirnya tidak terbayar dan menyisakan utang dengan jumlah besar yakni Rp 313 miliar.
"Orang-orang lebih peduli dengan masalah keuangan mereka sendiri, bukan Oprah yang memberi tahu mereka bahwa Amerika tidak akan ada lagi," keluhnya.