Bagikan:

JAKARTA - Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau beserta jajaran menerima kunjungan Inspektorat Wilayah II dalam rangka Entry Meeting Audit Kinerja Pelaksanaan KIE oleh Tenaga Lini Lapangan kepada Sasaran PUS Unmet Need di Perwakilan BKKBN Provinsi Riau.

Entry Meeting merupakan salah satu tahapan yang memegang peranan penting untuk keberhasilan dan kelancaran audit. Entry meeting merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan oleh pemeriksa kepada entitas terperiksa.

Dimas Rudiwanto Erdia, selaku pengendali teknis kegiatan mengatakan, pelaksanaan audit yang rencananya dilaksanakan hingga 15 November mendatang diharapkan berlangsung dengan baik lewat interaksi dan diskusi yang intens.

"Audit ini nantinya akan dilakukan menggunakan pendekatan unsur manajemen dengan langkah audit yang difokuskan pada kriteria yang ditetapkan. Termasuk mendeteksi praktik baik yang telah dilakukan di Provinsi Riau," ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Perwakilan BKKBN Provinsi Riau, Mardalena Wati Yulia menyampaikan bahwa angka unmet need Provinsi Riau telah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

"Tahun 2020 angkanya masih berada di 25 persen. Namun berdasarkan data Radalgram (Rapat Pengendalian Program) bulan lalu (Oktober), unmet need Provinsi Riau sudah berada di angka 9,42 persen. Penurunan yang sangat signifikan ini tentunya tidak terlepas dari kerja keras, ikhlas, dan kerjasama seluruh ketua tim kerja beserta anggota," lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa penurunan unmet need juga didorong oleh inovasi-inovasi yang ada di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi Riau. Di antaranya Grebek Unmet Need, Sajojo (SAtu Jam bersama OJek Online), dan Mager (MuyAn berGERak).

Lebih lanjut Andrias Saputra menjelaskan tujuan pelaksanaan audit ini untuk menilai manajemen risiko dan pengendalian internal di lingkungan Perwakilan BKKBN Riau dalam mencapai sasaran dan target kinerja program KIE oleh tenaga lini lapangan terhadap upaya penurunan unmet need.

Termasuk juga menilai efektifitas, efisiensi dan ekonomis pengelolaan sumber daya (input) dan kepatuhan terkait program KIE oleh tenaga lini lapangan terhadap upaya penurunan unmet need dalam menghasilkan output/capaian.