JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat data sementara sebanyak 63 orang mengalami luka-luka akibat erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki.
“Ada 63 orang yang dilaporkan mengalami luka-luka dampak dari erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur,” kata Kadis Kominfo Flores Timur Herry Lamawuran saat dihubungi dari Kupang, Antara, Selasa, 5 November.
Hal ini disampaikan Herry berkaitan dengan erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki pada Minggu malam, yang menimbulkan banyak korban jiwa. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status gunung tersebut dari level III (Siaga) menjadi level IV (Awas).
Dia menyebutkan bahwa 63 orang yang luka-luka itu terdiri atas 31 orang luka berat, 32 orang luka ringan yang dirawat di Puskesmas Boru dan Puskemas Lewolaga.
Sementara tiga orang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Hendrikus Fernandez di Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur. Terkait korban yang meninggal dia membantah ada 10 orang.
"Yang benar adalah sembilan orang meninggal dan satu orang dinyatakan kritis," ujarnya.
Sementara itu, sebanyak 10.295 jiwa terdampak erupsi yang tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Wulanggitang sebanyak 9.479 jiwa dan Kecamatan Ile Bura 816 jiwa.
Petugas mencatat sebanyak 2.472 jiwa mengungsi di tiga lokasi, dengan rincian di Desa Konga 1.219 jiwa, Desa Bokang 606 Jiwa dan Desa Lewolaga 647 jiwa.
Saat ini, tambah dia, tim gabungan telah mendirikan tenda pengungsian dan dua dapur umum untuk melayani kebutuhan para pengungsi di tiga lokasi.
Tim kesehatan telah menyiagakan Posko Kesehatan Boru dan Puskesmas Lewolaga untuk korban luka. Sementara tim pencarian dan pertolongan tetap bersiaga untuk mengantisipasi adanya laporan kehilangan dari warga.
BACA JUGA:
Pemerintah daerah Flores Timur, ujar dia, mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi sesuai rekomendasi dari PVBMG.