JAKARTA - Korea Utara memamerkan kekuatan militernya dengan uji coba rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat baru yang dijuluki Hwasong-19, kata media pemerintah pada Hari Jumat.
Rudal yang diluncurkan kemarin melesat lebih tinggi daripada rudal Korea Utara sebelumnya menurut Korea Utara, serta militer di Korea Selatan dan Jepang yang melacak penerbangannya jauh ke luar angkasa sebelum jatuh di lautan antara Jepang dan Rusia.
Kantor berita negara KCNA memujinya sebagai "rudal strategis terkuat di dunia," dikutip dari Reuters 1 November.
Laporan KCNA mengatakan peluncuran tersebut tidak memengaruhi keselamatan negara-negara tetangga dan merupakan langkah militer yang tepat dalam menghadapi ancaman dari musuh-musuh Korea Utara.
Hwasong-19 akan dikerahkan bersama Hwasong-18, yang pertama kali diluncurkan tahun lalu dan juga menggunakan bahan bakar padat, kata KCNA.
Diketahui, rudal berbahan bakar padat tidak perlu diisi bahan bakar segera sebelum peluncuran, seringkali lebih mudah dan aman untuk dioperasikan, memerlukan lebih sedikit dukungan logistik, sehingga lebih sulit dideteksi daripada senjata berbahan bakar cair.
Foto-foto yang dirilis oleh KCNA menunjukkan rudal multi-tahap besar diluncurkan dari tabung yang dibawa oleh kendaraan transporter-erector-launcher (TEL).
KCNA juga menunjukkan foto-foto dari kamera yang tampaknya terpasang pada rudal tersebut, yang mengambil gambar pemisahan tahap dan bumi.
Rudal tersebut terbang sejauh 1.001,2 km (622,12 mil) selama 5.156 detik sebelum mendarat di laut lepas pantai timur semenanjung Korea, menurut laporan KCNA.
Ketinggian puncak maksimumnya tercatat 7.687,5 km (4.776,79 mil), tambahnya.
Sementara masih ada pertanyaan mengenai kemampuan Korea Utara untuk mengarahkan rudal tersebut dan melindungi hulu ledak nuklir saat memasuki kembali atmosfer, Hwasong-19, seperti ICBM terbaru Korea Utara lainnya, menunjukkan jangkauan untuk menyerang sasaran di hampir seluruh wilayah Amerika Serikat.