Bagikan:

JAKARTA - Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) berencana menjual sejumlah aset yang dimiliki untuk membayar pengembalian dana kepada nasabahnya. Salah satu aset potensialnya gedung pusat perbelanjaan Cilandak Town Square (Citos) di Jakarta Selatan.

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengatakan, penjualan Citos tak akan dilakukan dengan cara tender terbuka. Manajemen, katanya, hanya akan melepas properti itu ke perusahaan pelat merah lainnya.

"Sebenarnya ini ada empat BUMN (yang berminat), kemudian bahwa pelepasan Citos, kami pakai skema yang paling sederhana saja, diberikan kepada antar BUMN. Jadi enggak diberikan pada masarakat luas," tuturnya, dalam video conference bersama wartawan, di Jakarta, Selasa, 31 Maret.

Hexana mengakui, pihak manajemen PT Asuransi Jiwasraya telah menerima uang muka sebesar Rp1,4 triliun dari penjualan properti tersebut, yang telah diterima sejak 2018.

Meski begitu, Hexana masih enggan mengungkapkan BUMN mana yang berminat untuk membeli Citos. Sebab, kata dia, saat ini penjualan Citos masih berproses.

"Sekarang dalam proses (penjualan), jadi yang kita pakai untuk membayar hari ini adalah dari aset-aset yang masih bisa kita likuidasi," ucapnya.

Untuk diketahui, manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mulai mencicil pengembalian dana tahap pertama pada hari ini Selasa, 31 Maret. Nasabah prioritas adalah nasabah tradisonal yang kecil-kecil dengan total 15.000 orang. Sementara dana yang disiapkan yakni Rp470 miliar.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) telah menyelesaikan audit mengenai kerugian akibat kasus korupsi Jiwasraya. Kerugian mencapai Rp16,81 triliun. Ini melebihi perkiraan awal yang ditaksir hingga Rp13,7 triliun.

Dalam perkara ini, Kejaksaan Agung telah menetapkan enam tersangka. Mereka ialah mantan Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim dan mantan Direktur Keuangan Jiwasraya, Hary Prasetyo.

Kemudian mantan Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Jiwasraya, Syahmirwan; Komisaris PT Hanson Internasional Tbk, Benny Tjokro; Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera (TRAM) Tbk, Heru Hidayat; serta Direktur PT Maxima Integra, Joko Hartomo Tirto.