Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus  mengkritik apa yang disebutnya "ketidakmampuan memalukan" komunitas internasional untuk mengakhiri perang di Timur Tengah, satu tahun setelah serangan Hamas terhadap Israel.

“Setahun yang lalu, kebencian telah menyala; kebencian tidak mereda, namun meledak menjadi spiral kekerasan,” katanya dalam surat terbuka kepada umat Katolik di wilayah tersebut dilansir Reuters, Senin, 7 Oktober.

“Tampaknya hanya sedikit orang yang peduli pada apa yang paling dibutuhkan dan diinginkan, dialog dan perdamaian,” tulisnya.

“Kekerasan tidak pernah membawa perdamaian. Sejarah membuktikan hal ini, namun konflik bertahun-tahun tampaknya tidak memberi pelajaran apa pun kepada kita,” tutur dia.

Paus Fransiskus, yang juga menjadikan hari Senin sebagai hari puasa dan doa bagi perdamaian bagi umat Katolik secara global, berbicara lebih terbuka dalam beberapa pekan terakhir tentang konflik Hamas-Israel.

Pada 29 September, Paus berusia 87 tahun mengkritik serangan udara Israel di Lebanon yang menewaskan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah serta non-kombatan, dan menyatakan bahwa serangan udara tersebut “melampaui moralitas”.

Sebelumnya pada September, Paus menyebut tindakan Israel di Lebanon “tidak dapat diterima” dan mendesak masyarakat internasional untuk melakukan segala kemungkinan untuk menghentikan pertempuran.

Dalam suratnya pada Senin, Paus Fransiskus secara langsung berpesan kepada warga Gaza.

“Saya bersama Anda, rakyat Gaza, yang telah lama diperangi dan berada dalam kesulitan. Anda ada dalam pikiran dan doa saya setiap hari," tulisnya.

“Aku bersamamu, yang terpaksa meninggalkan rumahmu, meninggalkan sekolah dan bekerja serta mencari tempat perlindungan dari pemboman. Aku bersamamu, yang takut untuk melihat ke atas karena takut akan hujan api. turun dari langit,” katanya.