Bagikan:

JAKARTA - Petinggi Hamas Khaled Mashaal mengatakan serangan militer Israel ke Gaza, Palestina dalam setahun terakhir merupakan tindakan "holocaust".

Hal itu disampaikan Mashaal dalam pidatonya hari ini, Senin 7 Oktober dikutip dari Arab News.

Mashaal mengatakan serangan pada 7 Oktober 2023 terjadi lantaran cakrawala politik tertutup dan Hamas harus melakukan perlawanan atas kekejian Israel yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Ia pun berterima kasih kepada kelompok Hizbullah, Houthi, dan Iran karena mendukung Hamas.

Mashaal juga meminta negara-negara Arab untuk memberikan dukungan finansial kepada Gaza.

Lebih jauh, Mashaal mengatakan Israel membuka garis depan perang di Lebanon setelah gagal mencapai tujuannya di Gaza.

Ia kemudian mengklaim bahwa Israel berkonspirasi melawan Yordania dan Mesir.

Mashaal lantas meminta warga Gaza untuk tidak putus asa dan menjanjikan kemenangan segera mungkin.

Selama setahun terakhir di Gaza, lebih dari 40.000 orang, termasuk 10.000 anak-anak, terbunuh oleh militer Israel.

Pembunuhan ribuan orang di Gaza itu atas aksi balas dendam yang tidak proporsioal lantaran serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 menewaskan 1.200 warga Israel.

Di seluruh dunia, orang-orang turun ke jalan untuk memprotes serangan militer Israel yang mematikan di Gaza dan Lebanon.

Para demonstran menyatakan kemarahan terhadap agresi Israel dengan menyerukan diakhirinya perang di Gaza dan meminta masyarakat global bergerak menuntut gencatan senjata.

Demonstran di dunia juga menggambarkan situasi di Gaza seperti upaya "genosida" warga Pelestina oleh Israel. Aksi demo protes kekejaman Israel di Gaza di antaranya berlangsung di Timur Tengah, Eropa, Amerika Serikat, India, Pakistan, Asia Timur, hingga Asia Tenggara.