Bagikan:

JAKARTA – Pengamat politik UIN Walisongo Semarang, Kholidul Adib menilai, dukungan koalisi besar yang merepresentasikan kekuatan politik Joko Widodo-Prabowo Subianto menjadi salah satu faktor penyebab keunggulan elektabilitas Ahmad Luthfi-Taj Yasin atas Andika Perkasa-Hendrar Prihadi menjelang Pilgub Jateng 2024.

“Selain dukungan dari representasi Jokowi-Prabowo, Luthfi-Yasin merupakan kombinasi yang mewakili nasionalis dan religius. Kedua faktor ini yang membuat mereka terlihat lebih massif di lapangan dan logistik mereka juga dianggap sudah memadai. Sedangkan Andika-Hendi punya kelemahan hanya mewakili satu warna politik dan tidak representasi kalangan santri,” terangnya, Minggu 6 Oktober 2024.

Dia mengungkapkan, pasangan Andika-Hendi terlambat dalam menggelar sosialisasi. Meskipun kelompok-kelompok relawan mereka sudah mulai tumbuh di berbagai daerah, ada banyak segmen masyarakat yang belum tersentuh oleh pasangan tersebut di Jateng, termasuk kalangan santri.

“Sisa waktu dua bulan harus dimanfaatkan dengan baik, termasuk pada masa kampanye untuk turun langsung bertemu warga, baik itu kalangan santri, millenial dan generasi Z,” imbuhnya.

Menurut Adib, meskipun elektabilitasnya terpaut jauh dari Luthfi-Yasin, pasangan Andika-Hendi tetap berpeluang memenangi Pilgub Jateng, dengan catatan mampu memaksimalkan mesin politik PDIP untuk menggembosi basis-basis suara Luthfi-Yasin.

Sementara untuk kalangan santri, elektabilitas Andika-Hendi juga bisa terkerek naik dengan memaksimalkan peran KH Umar Wahid yang kini ditunjuk sebagai ketua tim pemenangan. Sebab, adik dari Gus Dur tersebut merupakan figur yang populer di Jateng, sehingga bisa menjaring suara santri.

“Andika-Hendi ini didukung Megawati dan diusung oleh PDIP sebagai pemenang pemilu legislatif di Jateng, khususnya di 26 kabupaten dan kota. Kalau mesin partai digerakkan serentak hingga level bawah sangat potensial untuk mendulang banyak suara,” kata Adib.