Bagikan:

JAKARTA – Kemenangan pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen (Luthfi-Yasin) atas Andika Perkasa-Hendrar Prihadi di Pilgub Jateng 2024 dinilai akan mempersolid posisi PDI Perjuangan sebagai oposisi di Jateng.

Pasalnya, meski pasangan yang mereka usung kalah, Jateng masih menjadi lumbung suara PDIP dan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu juga masih dominan di DPRD Jateng dengan raihan 32 kursi pada Pileg 2024.

“PDIP yang menguasai DPRD akan sangat kritis terhadap program-program di Jawa Tengah, terutama program yang berasal dari pusat. Sebab, pemerintah daerah merupakan perpanjangan tangan dari pusat, PDIP akan sangat solid menjadi oposisi,” ujar pengamat politik Undip, Yoga Putra Prameswari, Minggu 1 Desember 2024.

Di sisi lain, Yoga menganggap kemenangan pasangan Luthfi-Yasin atas Andika-Hendi merupakan hal yang wajar. Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat Luthfi-Yasin mampu memenangi “duel” di Pilgub Jateng.

Pertama, dukungan terbuka dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Prabowo Subianto. Kedua, jaringan kepolisian yang dipunyai Luthfi di Jawa Tengah.

Ketiga, komposisi Luthfi-Yasin cenderung dilihat lebih ideal, dimana Luthfi merepresentasikan kaum nasionalis, sedangkan Yasin mewakili kaum santri.

“Komposisi yang pas di Jawa Tengah itu Islam dan nasionalis. Sosok Taj Yasin dari kalangan santri dan Ahmad Luthfi dari Gerindra cocok dengan politik di Jawa Tengah,” ungkapnya.

Meski demikian, Yoga tetap mengkritisi cawe-cawe vulgar Jokowi dan Prabowo di Pilgub Jateng, yang dianggap tidak sehat bagi demokrasi karena membuat Pilgub Jateng 2024 terkesan berjalan tidak adil.

“Ini yang harus menjadi catatan dan perhatian publik termasuk kalangan akademisi,” imbuhnya.