Bagikan:

YOGYAKARTA - Shigeru Ishiba terpilih sebagai Perdana Menteri Jepang yang baru setelah memenangkan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP). Sudah masuk parlemen pada tahun 1986, Ishiba bukanlah orang baru di pemerintahan Jepang. Lantas seperti apa sosok Shigeru Ishiba dan sepak terjangnya di dunia politik. 

Shigeru Ishiba merupakan seorang politisi berusia 67 tahun yang sudah lama berkarier di pemerintahan Jepang. Kemenangan Ishiba kali ini menjadi puncak dari empat kali upayanya sebelumnya yang gagal untuk merebut posisi kepemimpinan partai.

Dikenal memiliki karakter sebagai "lone wolf", Ishiba mengakui dirinya lebih suka membaca tiga buku sehari dibanding bersosialisasi dengan rekan-rekan politiknya. Dengan jabatan barunya ini, Ishiba dihadapkan pada tugas berat untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap partai yang sudah menguasai Jepang selama tujuh dekade terakhir.

Profil Shigeru Ishiba

Shigeru Ishiba lahir di Prefektur Tottori, sebuah wilayah pesisir di selatan Jepang. Ayahnya, Jiro Ishiba, menjabat sebagai gubernur Prefektur Tottori pada tahun 1950-an. Sementara ibunya merupakan seorang guru bahasa Jepang. Ishiba menyelesaikan studi hukumnya di Universitas Keio dan memulai karier sebagai bankir.

Setelah ayahnya wafat pada tahun 1981, Ishiba terjun ke dunia politik atas dorongan seorang teman dekat ayahnya. Ia pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada tahun 1986 di usia 29. Awal kariernya kala itu menjadikannya anggota parlemen termuda di Jepang pada saat itu. 

Selama 12 periode masa jabatannya di parlemen, Ishiba menjadi salah satu veteran Partai Demokrat Liberal (LDP) dan pernah bersaing dengan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pada 2012. Meskipun kemudian perannya dikesampingkan oleh Kishida. Sebagian besar waktu dihabiskannya untuk menangani isu-isu keamanan.

Dalam karier politiknya yang berlangsung selama 38 tahun, Ishiba juga dikenal karena usahanya untuk menghidupkan kembali komunitas pedesaan. Pada tahun 2007, ia diangkat sebagai Menteri Pertahanan, selain memegang berbagai jabatan penting lainnya di kabinet dan partai.

Di bawah kepemimpinan Fumio Kishida, Ishiba sering terpinggirkan dan menjadi pengkritik kebijakan partai. Ia menentang beberapa kebijakan, termasuk peningkatan penggunaan energi nuklir. Ia juga mengkritik partai karena tidak memperbolehkan pasangan suami istri menggunakan nama keluarga yang berbeda.

Kampanye Shigeru Ishiba

Dalam kampanyenya yang dimulai di sebuah kuil Shinto di Prefektur Tottori, Ishiba menyebut pencalonannya sebagai "pertarungan terakhir." Ia bertekad untuk "menghidupkan kembali Jepang dan membuat rakyatnya tersenyum lagi."

Sebagai bagian dari visi tersebut, Ishiba berjanji untuk memindahkan beberapa kementerian dan badan pemerintah dari Tokyo untuk membangkitkan kembali daerah-daerah yang tertinggal di Jepang. Ia juga mengusulkan pembentukan badan khusus yang akan bertanggung jawab atas pembangunan tempat penampungan darurat di wilayah-wilayah Jepang yang rawan bencana.

Penentangan Terhadap Shigeru Ishiba

Pandangan Ishiba yang terus terang sering menimbulkan ketegangan dengan sesama anggota Partai Demokrat Liberal (LDP). Ketegasannya dalam menentang kebijakan-kebijakan kontroversial, termasuk desakan agar Kishida dan beberapa perdana menteri sebelumnya mundur. Situasi politik ini membuatnya memiliki banyak musuh di dalam partai.

Ketegangan ini diperburuk oleh keputusannya untuk bergabung dengan kelompok oposisi selama empat tahun pada tahun 1993. Kondisi ini pun mengakibatkan sulitnya mendapatkan dukungan dari rekan-rekan sesama anggota parlemen saat mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan partai.

Meski begitu, Ishiba berhasil maju ke putaran kedua pemilihan dan bersaing dengan Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi. Dalam pidato setelah pemungutan suara kepada anggota LDP, Ishiba mengakui bahwa sikapnya yang kaku dan kurang kompromi telah merusak hubungannya dengan rekan-rekannya di partai.

"Saya menyadari bahwa saya telah melukai banyak perasaan, menyebabkan pengalaman yang tidak menyenangkan, dan membuat banyak orang menderita. Saya dengan tulus meminta maaf atas semua kekurangan saya," katanya.

Demikianlah sekilas mengenal sosok Shigeru Ishiba yang saat ini menjadi Perdana Menteri Jepang. Ishiba merupakan seorang senior atau sudah lama berpengalaman di pemerintahan Jepang. Baca juga artileri bekas perang dunia II meledak di bandara Jepang.

Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan info terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.