Bagikan:

JAKARTA - Lembaga survei Charta Politika merilis hasil jajak pendapat mengenai elektabilitas ketiga pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta di Pilkada 2024. Charta Politika memetakan tren elektabilitas ketiga paslon dengan dua survei sebelumnya.

Dalam hasil jajak pendapat Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada tanggal 6-9 September, Ridwan Kamil-Suswono memiliki elektabilitas 51,8 persen, Pramono Anung-Rano Karno 28,4 persen, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana 3,2 persen.

Sedangkan pada survei Poltracking yang digelar pada 9-15 September, RK-Suswono memperoleh elektabilitas 47,5 persen, Pramono-Rano 31,5 persen, sementara Dharma-Kun 5,1 persen.

Kemudian dalam hasil survei Charta Politika yang digelar pada 19-24 September, elektabilitas RK-Suswono di angka 48,3 persen, Pramono-Rano 36,5 persen, sementara Dharma-Kun 5,6 persen.

Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menjelaskan, bila melihat elektabilitas ketiga hasil survei, ada tren penurunan keterpilihan pasangan RK-Suswono dalam dua pekan.

"Kang Emil dengan Pak Suswono sudah agak menjauh dengan dari angka amannya yang di atas 50 persen. Jadi, ini catatan buat Kang Emil, lampu kuning buat timses," kata Yunarto dalam pemaparan survei secara virtual, Kamis, 3 Oktober.

Sementara itu, dari trennya, elektabilitas Pramono-Rano cenderung merangkak perlahan meski belum menyusul angka elektabilitas pasangan yang diusung KIM Plus tersebut.

"Pramono Anung dengan Rano Karno mengalami proses kenaikan linier dalam selisih waktu sekitar 2 minggu dari survei pertama di angka 28,4 persen, lalu kemudian naik sekarang di angka 36,5 persen," jelas Yunarto.

"Jadi bisa terlihat sepertinya akan ada pertarungan yang cukup ketat. Paling tidak ada dua pasang yang dianggap punya peluang untuk sisa waktu sekitar 52 hari untuk mendapatkan angka treshold kemenangan 1 putaran," tambahnya.

Dari kondisi ini, Yunarto menilai ada peluang konstelasi Pilgub Jakarta berubah bila melihat tren elektabilitas para paslon.

Sebab, kondisi ini juga pernah terjadi dalam Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu, di mana Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli sempat mengungguli hasil survei, namun Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang memenangkan Pilkada.

Begitu juga dengan Pilgub DKI 2017 lalu. Dalam hasil survei sebelum pemilihan, angka kepuasan Ahok menjadi Gubernur Jakarta berada di atas angka 80 persen. Namun, Anies Baswedan yang terpilih sebagai Gubernur DKI peridoe 2017-2022.

Pramono-Rano, menurut Yunarto, punya peluang untuk memenangkan Pilgub. "Tinggal pertanyaannya waktunya cukup atau tidak untuk mengejar dan ruangnya sebetulnya masih sangat besar karena terutama buat Mas Pram angka pengenalannya baru di angka 59 persen," urai dia.

Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada periode 19-24 September 2024 dengan total sampel sebanyak 1.200 responden yang merupakan warga DKI Jakarta berumur di atas 17 tahun atau sudah menikah.

Penarikan responden diperoleh melalui teknik multistage random sampling dengan margin of error sebesar ± 2,83 persen dan tingkat kepercayaan di angka 95 persen dengan asumsi simple random sampling.