JAKARTA - Saat kabar mulai bermunculan tentang bentrokan antara pasukan Israel dan pejuang Hizbullah di Lebanon , kelompok militan yang didukung Iran tersebut berkeliling dengan media di sekitar bagian selatan Beirut yang hancur.
Pertempuran di wilayah Lebanon merupakan perkembangan besar, tanda-tanda pertama dari antisipasi invasi darat Israel ke bagian selatan negara tersebut.
Tentara Lebanon mengatakan pasukan Israel memaksa menerobos perbatasan pada hari Rabu, maju sekitar 400 meter sebelum mundur.
Sementara itu, militer Israel telah mengonfirmasi delapan tentaranya tewas dalam pertempuran.
Di Beirut selatan, pusat kekuasaan Hizbullah, juru bicara kelompok tersebut Mohammad Afif menyampaikan pernyataan publik pertamanya mengenai perkembangan di tengah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel dalam beberapa hari terakhir.
“Kami terlibat bentrokan di Adayseh pada pagi hari dan di Maroun al-Ras hanya beberapa menit sebelum konferensi pers,” kata Afif, merujuk pada desa-desa perbatasan Lebanon di mana Israel dilaporkan melakukan serangan dilansir CNN, Rabu, 2 Oktober.
Di belakangnya, gundukan puing dihiasi spanduk Hizbullah dan poster mendiang pemimpinnya Hassan Nasrallah. Ini adalah gambar pertama yang dihasilkan oleh kelompok tersebut sejak kematian Nasrallah dalam serangan udara Israel Jumat lalu – lingkaran cahaya di sekeliling kepalanya menandakan kematiannya.
Afif juga melontarkan reaksi pertama Hizbullah terhadap serangan rudal Iran ke Israel tadi malam, yang menurut pasukan elit Pengawal Revolusi (IRGC) Teheran sebagai balas dendam atas kematian Nasrallah.
“Bagi mereka yang meragukan sikap Iran pasca syahidnya Ismail Haniyeh hingga beberapa pekan terakhir, mereka telah dihantam batu besar,” kata Afif.
“Iran adalah jantung dari poros perlawanan. Iran tidak akan meninggalkan perlawanan atau orang-orang yang melakukan perlawanan,” sambung Afif.
Akses pers ke pinggiran selatan Beirut, lingkungan padat penduduk, jarang terjadi. Selama tur media, yang meliput bagian timur kawasan tersebut, CNN melihat trotoar tertutup pecahan kaca, etalase toko yang pecah, dan bangunan runtuh di hampir setiap blok lainnya.
Ini adalah pertama kalinya tim CNN, yang sering melaporkan dari Beirut, melihat dampak pemboman Israel selama lebih dari lima hari di bagian ibu kota Lebanon tersebut.
“Kami akan membangunnya kembali,” kata seorang pria yang mengendarai sepeda motor. “Sampai saat itu tiba, kami akan menginjak-injak kehormatan Israel,” imbuhnya.