Bagikan:

JAKARTA - Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) meminta kegiatan patroli terus dilakukan meski sedang mendapat sorotan negatif buntut dari kasus tujuh jenazah di Kali Bekasi.

Sorotan negatif muncul karena polisi yang berpatroli diduga tak bertindak sesuai standar operasional prosedur (SOP).

"Kompolnas justru mendorong patroli dilakukan secara rutin," ujar Komisioner Kompolnas Poengky Indarti kepada VOI, Jumat, 27 September.

Menurutnya, patroli yang dilakukan kepolisian merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan. Khususnya, wilayah yang dinilai rawan.

Tindak pidana yang bisa dicegah dengan dilaksanakannya patroli mulai dari begal, pencurian kendaraan bermotor hingga tawuran.

"Agar kejahatan dapat dicegah dan dapat melindungi serta mengayomi masyarakat. Jangan sampai masyarakat jadi korban kejahatan jalanan serti begal, tawuran antar geng, konvoi geng dengan mengacung-ngacungkan sajam, dan sebagainya," ucapnya.

Khusus perkara tujuh jenazah di Kali Bekasi, Poengky meminta masyarakat tak langsung menyimpulkan polisi yang menjadi penyebabnya.

Tetapi, orangtua juga memiliki peran untuk mencegah para anak mereka berkumpul larut malam. Di mana, hal itu berpotensi terjadinya tindak kejahatan, baik sebagai pelaku maupun korban.

"Anak-anaknya harus benar-benar memastikan mereka aman ada di rumah pada malam hingga pagi hari, agar anak tidak menjadi korban kejahatan atau terjerumus menjadi pelaku kejahatan," kata Poengky.