Bagikan:

JAKARTA - Korea Selatan akan melakukan operasi pertahanan siber ofensif untuk melindungi infrastruktur nasional yang penting dari serangan peretasan dan melawan disinformasi, kata kantor kepresidenan pada Hari Minggu.

Dewan Keamanan Nasional (NSC) meluncurkan Rencana Dasar Keamanan Siber Nasional yang disusun bersama dengan 14 lembaga pemerintah, termasuk badan intelijen, kepolisian, serta kementerian luar negeri, pertahanan nasional dan sains serta TIK, menyusul pengumuman strategi keamanan siber pada Bulan Februari.

"Kami akan mengamankan pencegahan terhadap aktivitas siber dan pelaku ancaman yang merusak keamanan dan kepentingan nasional melalui langkah-langkah pertahanan proaktif dan aktif," kata penasihat NSC Shin Won-sik dalam sebuah pengarahan, melansir The Korea Times 2 September.

"Kami akan membangun landasan untuk menanggapi disinformasi yang memecah belah opini publik dan menyebabkan keresahan sosial di dunia maya," tambahnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Korea Selatan akan bekerja sama dengan negara-negara yang "memiliki nilai-nilai demokrasi liberal yang sama" untuk bekerja sama dan mengoordinasikan tanggapan keamanan siber dan bergabung dengan upaya internasional untuk membangun norma-norma guna menciptakan domain siber yang aman dan damai, kata Shin.

Rencana tersebut juga menguraikan langkah-langkah untuk meningkatkan ketahanan siber infrastruktur penting dan sistem komunikasi utama, termasuk menerapkan kecerdasan buatan dan pemisahan jaringan nasional dan publik dari internet dan jaringan lain yang kurang sensitif untuk membangun sistem "keamanan berlapis".

Diketahui, Korea Selatan telah berupaya meningkatkan keamanan sibernya di tengah kekhawatiran atas dugaan pencurian mata uang kripto oleh Korea Utara untuk mendanai program nuklir dan misilnya, serta peretasan kontraktor pertahanan lokal untuk mencuri teknologi militer yang penting bagi sistem persenjataan utama.