Ketika Piramida Giza di Mesir Tutup karena COVID-19
Piramida Giza (Spencer Davis/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pariwisata Mesir terancam. Wabah COVID-19 memaksa mereka menutup sejumlah tempat wisata, termasuk Kompleks Piramida Giza. Pukulan besar bagi negeri yang 2019 lalu meraih pendapatan mencapai 12,6 miliar dolar AS atau setara Rp194,4 triliun dari sektor pariwisata.

Menyusul penutupan, otoritas setempat langsung memanfaatkan momentum itu untuk mensterilisasi daerah-daerah di sekitar Piramida Giza. Sterilisasi dilakukan untuk seluruh situs arkeologi dan museum-museum terkenal di Kairo hingga Lembah Para Raja di Luxor.

Seperti dilansir The Canberra Times, para pekerja yang dilengkapi masker, sarung tangan, dan peralatan pembersih mulai menyapu dan menyemprotkan jalan setapak di sekitar Kompleks Piramida Khufu, Khafre, dan Menkaure. Proses sterilisasi dilakukan mulai dari pintu masuk, kantor tiket, hingga jalan-jalan di sekitar tiga monumen dan Sphinx.

Direktur Pengelola Area Piramida Mesir Ashraf Mohie El-Din mengatakan, penutupan memperlancar proses sterilisasi. “Sehingga, ketika pariwisata pulih, area piramida berada dalam kemegahan maksimum untuk menerima pengunjung," katanya.

Meski begitu, langkah sterilisasi yang dilakukan baru merupakan tahap disinfeksi pertama. Selanjutnya, akan ada fase lain yang ditempuh. “Kami sedang dalam proses desinfeksi semua lokasi wisata, meskipun artefak itu sendiri membutuhkan bahan khusus dan (pembersihan) harus dilakukan oleh tim khusus."

Lebih lanjut, Ashraf Mohie menjelaskan, langkah sterilisasi saat ini hanya dilakukan pada rute wisata, jalan, bangunan, dan fasilitas administrasi. Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut penanganan COVID-19 yang ditetapkan pemerintah Mesir.

Sebelumnya, pemerintah Mesir telah meminta karyawan di sektor pariwisata untuk mengisolasi diri di rumah hingga akhir bulan. Angka kematian akibat COVID-19 di Mesir cukup tinggi, mencapai 19 dari total temuan 366 kasus positif.