JAKARTA - Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 bukan hanya sekadar ajang kompetisi olahraga terbesar di Indonesia. Lebih dari itu, event ini menjadi tonggak sejarah baru dalam pengembangan prestasi olahraga nasional, sekaligus menjadi investasi jangka panjang bagi pembangunan daerah, dalam hal ini Aceh dan Sumatera Utara.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Surono, menegaskan bahwa baik pemerintah pusat maupun daerah telah berkomitmen dengan anggaran yang signifikan untuk membangun dan merenovasi berbagai venue serta fasilitas olahraga. Hal ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur yang memadai dan berstandar internasional.
“Salah satu bukti nyata komitmen pemerintah adalah renovasi 18 venue di Aceh. Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk menyukseskan PON XXI, tetapi juga untuk memastikan bahwa infrastruktur yang dibangun dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan olahraga lainnya di masa depan,” jelas Surono dalam Forum Merdeka 9 (FMB9) dengan tema “PON XXI Aceh-Sumut Dorong Prestasi Atlet di Tengah Syariat Islam”, Rabu 21 Agustus.
Menurut Surono, fasilitas ini diharapkan akan terus digunakan untuk pembinaan atlet jangka panjang dan menjadi tuan rumah berbagai kompetisi, baik di tingkat nasional maupun internasional.
"Setiap sarana dan prasarana yang dibangun harus dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk pembinaan dan kompetisi olahraga," ujarnya.
Selain itu, Kemenpora juga memberikan dukungan berupa peralatan olahraga dan teknis. Anggaran yang dialokasikan cukup besar, dengan rincian Rp138 miliar untuk peralatan di Aceh dan Rp101 miliar di Sumatera Utara.
Selain itu, anggaran sebesar Rp74 miliar di Sumut dan Rp72 miliar di Aceh telah dialokasikan untuk perangkat pertandingan, termasuk wasit dan juri. Kemudian Kemenpora juga menyiapkan anggaran sebesar Rp60 miliar untuk upacara pembukaan di Aceh, sementara Rp40 miliar dialokasikan untuk upacara penutupan di Sumut.
Kesiapan Aceh
Dengan konsep yang berbeda dari sebelumnya dengan melibatkan dua provinsi sekaligus, PON kali ini menyajikan tantangan dan peluang yang berbeda. Ketua Panitia Pengawas dan Pengarah PON XXI Aceh-Sumut, Mayjen TNI Purn. Dr. Suwarno, menekankan pentingnya koordinasi dan persiapan yang matang dalam penyelenggaraan PON kali ini.
"Berbeda dengan PON sebelumnya yang hanya melibatkan satu provinsi, PON Aceh-Sumut melibatkan 10 kabupaten/kota di masing-masing provinsi. Hal ini tentu saja membutuhkan koordinasi yang lebih kompleks dan intensif," paparnya.
Sejak awal, panitia telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan kesiapan seluruh pihak. Mulai dari bimbingan teknis, visitasi, hingga simulasi pertandingan, semua dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
BACA JUGA:
Di samping itu, panitia juga melakukan efisiensi anggaran dengan mengoptimalkan penggunaan anggaran yang ada. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa seluruh venue, peralatan, dan panitia telah siap menyambut para atlet dan ofisial dari seluruh Indonesia.
Sementara itu, Wakil Ketua Harian II PB PON XXI Wilayah Aceh, Iskandar, mengungkapkan kesiapan Aceh untuk menjadi tuan rumah PON telah mencapai 95%. Seluruh kabupaten/kota di Aceh juga telah menyiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan, mulai dari akomodasi hingga transportasi.
"Seluruh bupati dan wali kota siap mendukung, melayani sepenuh hati. Siap infrastruktur, sosial budaya, dan ekonomi untuk menjadi tuan rumah," ujar dia.
PON XXI yang diselenggarakan pada 8-20 September 2024 ini diharapkan menjadi ajang kompetisi yang meriah dengan partisipasi atlet-atlet terbaik dari seluruh Indonesia yang akan berlaga di berbagai cabang olahraga. Selain sebagai ajang unjuk kemampuan para atlet, PON XXI juga menjadi momentum untuk mempromosikan keindahan dan keragaman budaya Aceh dan Sumut kepada para pengunjung dari seluruh negeri.