Hoaks! Makan <i>Tape</i> Bisa Hilangkan Fungsi Vaksinasi COVID-19
Pekerja mendinginkan singkong yang telah direbus untuk dijadikan peuyeum atau tape di Desa Cipatat, Kabupaten Bandung Barat/ Antara

Bagikan:

JAKARTA - Informasi memakan tape singkong dan mengkonsumsi alkohol usai disuntik vaksin akan menghilangkan kekebalan tubuh, atau fungsi vaksin COVID-19 tengah ramai dibicarakan. Benarkah demikian?

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa informasi itu tidak benar alias hoaks.

“(Pesan berantai, red) ini hoaks ya,” kata Nadia saat dihubungi VOI, Kamis, 25 Maret.

Dia menegaskan hingga saat ini tidak ada uji klinis terkait hal tersebut. Sehingga, informasi tersebut adalah tidak benar dan masyarakat diminta tak perlu menyebarkan pesan serupa ke pihak lain.

“Tidaklah benar. Itu tidak ada dalam uji klinis hasil yang seperti itu,” tegasnya.

Berikut isi pesan tersebut:

“Info setelah vaksin Covid-19 2021 buat yg ikutan Vaksin.. 

Gak boleh makan TAPE SINGKONG

Oh iya, selama 5 bulan tak oleh minum yg mengandung alkohol. Termasuk tape. Ini sangat penting. Krena fungsi vaksin akan hilang total jikalau kita komsumsi alkohol.. 

Kabarin ke orang tua tersayang,  kerabat tercinta.. Thanks.”

Untuk diketahui, program vaksinasi COVID-19 menargetkan 181,5 juta orang penerima. Mereka yang ditargetkan adalah masyarakat yang berusia 18 tahun ke atas. Nantinya, para penerima vaksin bakal mendapat dua kali dosis penyuntikan.

Secara keseluruhan, vaksinasi nasional ini akan dilakukan mulai April 2021 sampai Maret 2022 dan terdiri dari beberapa tahapan.

Pada tahap pertama, vaksin diperuntukkan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan. Pada tahap kedua, vaksinasi COVID-19 diperuntukkan bagi kelompok lansia dan petugas pelayanan publik. 

Sasarannya sebanyak 21,5 juta lansia dan 16,9 juta petugas pubik. Mereka adalah pedagang pasar, pendidik, tokoh dan penyuluh agama, wakil rakyat, pejabat, pemerintah, ASN, TNI-Polri, petugas pariwisata, pelayanan publik, pekerja transportasi publik, atlet, serta pekerja media. Program ini berlangsung sampai bulan Mei.

Selanjutnya, vaksinasi akan dilakukan kepada 63,9 juta masyarakat rentan atau penduduk yang tinggal di daerah dengan risiko penularan tinggi. Kemudian, masyarakat lainnya sebanyak 77,7 juta orang.