JAKARTA - Politikus PDIP Aria Bima menilai, baju adat Betawi yang dikenakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri sidang tahunan MPR/DPR/DPD RI bukanlah politik simbol, putra bungsunya, Kaesang Pangarep maju di Pilgub Jakarta.
Menurutnya, baju adat merupakan ekspresi sang kepala negara untuk mendukung ragam budaya Nusantara.
"Enggak, kalau itu. Luar biasa selama pemerintahan Pak Jokowi yang diusung PDIP memaknai peringatan 17 Agustus itu berbarengan dengan 17 Agustus, nah perayaan 17 agustus kita peringati dengan pengibaran bendera pusaka dan itu peringatannya supaya kita ingat. Tapi ekspresi kegembiraannya itu lebih bernuansa pada aspek kultural kebudayaan dengan keragaman yang ada," ujar Aria Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, 16 Agustus.
"Jadi menggunakan baju Betawi atau baju ala NTT atau Bali atau manapun itu jadi bagian dari Nusantara. Saya support-support saja itu adalah ekspresi nasionalisme dan pluralisme dari PDIP," sambungnya.
Aria pun menyarankan agar tidak berpikir sempit dengan mengaitkan baju adat Jokowi dengan pencalonan putranya di Pilkada 2024.
"Jangan terlalu sempit, hal-hal yang menyangkut narasi besar adalah suatu narasi besar. Ini suatu kepala negara, bukan hanya kepala pemerintahan," katanya.
BACA JUGA:
"Jadi apapun pakaiannya dengan pakaian daerah Betawi saya melihat itu juga ekspresi keberagaman kita saya kira itu," pungkas Aria.