JAKARTA - Kemajuan teknologi mempermudah berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam beribadah. Kini, menyalurkan wakaf, zakat, dan infaq tidak lagi rumit, bahkan semudah membeli secangkir kopi. Hal ini disampaikan oleh Ali Bastoni, GM Literasi dan Penghimpunan Wakaf Dompet Dhuafa, dalam kunjungannya ke kantor VOI di Jalan Tanah Abang III, Jakarta Pusat, pada Rabu, 14 Agustus.
Ali Bastoni menjelaskan, dengan kemajuan teknologi, masyarakat dapat dengan mudah berkontribusi melalui aplikasi digital. "Sekarang, membayar zakat, wakaf, dan sedekah sangat mudah, tinggal unduh aplikasi, lalu bayar. Semudah itu," ujarnya.
Saat ini, Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi sedang gencar menggalang dana wakaf. Lewat kunjungan ini, Ali berharap dapat menjalin kerja sama dengan media untuk memperluas gerakan wakaf kepada publik. "Kami berharap kunjungan ini dapat membuka peluang kerja sama dengan media, sehingga gerakan wakaf bisa tersebar lebih luas," tambahnya.
Generasi milenial, yang kini menjadi populasi terbesar, menjadi salah satu fokus utama Dompet Dhuafa. Ali Bastoni menegaskan bahwa program-program wakaf yang dibuat oleh Dompet Dhuafa dirancang agar mudah diakses oleh kalangan muda. "Kami ingin melibatkan sebanyak mungkin generasi milenial dalam gerakan wakaf, dengan beban yang ringan. Dengan donasi mulai dari sepuluh ribu rupiah, mereka sudah bisa berkontribusi," jelasnya.
BACA JUGA:
Dompet Dhuafa juga terus melakukan edukasi dan literasi tentang wakaf, agar lebih banyak milenial yang mengetahui dan terlibat dalam program-program yang mereka tawarkan. "Instrumen untuk berwakaf sekarang jauh lebih beragam. Dulu orang harus menyerahkan sebidang tanah atau sejumlah uang. Sekarang, dengan saham atau sukuk juga bisa. Hasil dari pengembangan dana tersebut yang diwakafkan, sementara pokoknya masih dimiliki oleh donatur," terang Ali Bastoni.
Dengan kemudahan ini, Dompet Dhuafa berharap dapat menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk berkontribusi dalam gerakan wakaf.