JAKARTA - Seorang warga negara Pakistan yang diduga memiliki hubungan dengan Iran ditangkap dan didakwa merencanakan skema pembunuhan yang menargetkan pejabat pemerintah dan politikus Amerika Serikat.
CBS News mengutip dokumen tuntutan yang menyebutkan pria bernama Asif Merchant (46 tahun) diduga berencana membunuh pejabat dan mantan pejabat AS termasuk mantan Presiden yang juga calon presiden dari Partai Republik Donald Trump.
Informasi intelijen mengenai dugaan rencana Merchant mendorong Secret Service AS untuk lebih meningkatkan keamanan bagi mantan presiden tersebut dalam beberapa pekan terakhir, kata sumber tersebut.
Meskipun waktu dakwaan tersebut bertepatan dengan upaya pembunuhan terhadap Trump pada 13 Juli di Butler, Pennsylvania, tidak ada indikasi rencana penyerangan Merchant terkait dengan penembakan tersebut.
"Penegak hukum menggagalkan rencana yang disangkakan sebelum serangan apa pun dilakukan. Investigasi kami yang sedang berlangsung belum menemukan bukti bahwa terdakwa ini memiliki hubungan dengan penembakan di Butler, Pennsylvania," kata pejabat informasi hukum dalam pernyataan kepada CBS News.
Pejabat intelijen dan penegak hukum AS termasuk Direktur FBI Christopher Wray menyelidiki berbagai aliran ancaman dari Iran terhadap politikus dan pejabat pemerintah sejak pembunuhan jenderal penting Iran Qasem Soleimani pada masa pemerintahan Trump dan mantan penasihat keamanan nasional John Bolton.
Mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo juga pernah menerima ancaman dari pemerintah Iran, namun tidak disebutkan dalam dokumen pengadilan.
Dugaan perencanaan Merchant dimulai pada April, menurut dokumen pengadilan, ketika dia terbang ke AS untuk "merekrut individu untuk melaksanakan rencana pembunuhan pejabat pemerintah AS."
Penyelidik mengatakan pelaku kemudian bertemu dengan seorang rekan konspirator yang berubah menjadi informan FBI di New York dan memulai hubungan selama berbulan-bulan, di mana Merchant mengungkapkan rencananya kepada individu yang tidak disebutkan namanya.
Selama pertemuan pada Juni, Merchant diduga meminta informan FBI untuk mengatur pertemuan dengan calon pembunuh bayaran.
Surat-surat pengadilan mengungkapkan rencana tersebut termasuk mencuri dokumen atau drive USB dari rumah target yang tidak disebutkan namanya.
“Orang-orang yang akan menjadi sasaran adalah mereka yang merugikan Pakistan dan dunia, dunia Muslim,” kata Merchant mengutip dari sumber itu.
BACA JUGA:
Dia menuliskan rencana tersebut di atas serbet di dalam kamar hotelnya di New York, kata jaksa.
Merchant dan informan FBI disebut berkeliling Kota New York mencari klub di mana dia dapat merekrut orang lain untuk membantu komplotannya, menurut dokumen pengadilan.
Individu yang tidak disebutkan namanya mengatur agar Merchant bertemu dengan dua agen rahasia yang menurut Merchant adalah pembunuh bayaran.
"Dalam pertemuan tersebut, Merchant menampilkan dirinya sebagai 'perwakilan' di AS, yang menunjukkan bahwa ada orang lain yang bekerja untuknya di luar AS," tulis jaksa.
Dia kemudian setuju untuk membayar orang-orang itu sebesar 5.000 dollar AS sebelum rencana pembunuhan tersebut dilakukan sebagai uang muka dan menciptakan bahasa kode untuk berbicara tentang dugaan rencana pembunuhan tersebut secara rahasia.