Bagikan:

JAKARTA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dimaksudkan untuk memperpanjang konflik di Gaza, dampaknya akan mempersulit pembicaraan untuk menyelesaikan krisis.

"Tidak ada keraguan bahwa tujuan dari pembunuhan Haniyeh adalah untuk memperpanjang perang dan memperluas cakupannya," kata Presiden Abbas kepada RIA dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Hari Selasa, melansir Reuters 6 Agustus.

"Ini akan berdampak negatif pada negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengakhiri agresi dan menarik pasukan Israel dari Gaza," lanjut Presiden Abbas.

Mengecam pembunuhan Haniyeh sebagai tindakan pengecut, Presiden Abbas minta Israel menghentikan tindakan agresifnya dan mematuhi hukum internasional.

"Kami menganggap ini sebagai tindakan pengecut dan perkembangan berbahaya dalam politik Israel," kata Presiden Abbas.

"Otoritas pendudukan Israel diminta untuk meninggalkan ambisi mereka dan menghentikan tindakan agresif mereka terhadap rakyat kami dan perjuangan kami, untuk mematuhi hukum internasional dan menerapkan Inisiatif Perdamaian Arab, serta gencatan senjata dan penarikan diri dari Jalur Gaza," tandasnya.

Diketahui, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dikonfirmasi oleh kelompok tersebut tewas dalam serangan terhadap tempatnya menginap di Teheran, Iran Rabu pagi pekan lalu.

Haniyeh berada di Teheran untuk mengikuti pelantikan presiden terpilih Masoud Pezeshkian pada Selasa sore. Sebelumnya, ia sempat menemui Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Pezeshkian dalam kesempatan terpisah sebelum pelantikan.