Bagikan:

BOGOR - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat melalui Dinas Kesehatan setempat meluncurkan Program Integrasi Layanan Primer (ILP) di seluruh Puskesmas, Labkesda, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menyebut transformasi Layanan Primer merupakan pilar pertama dalam transformasi kesehatan Indonesia, di mana dalam penerapannya memiliki fokus memperkuat aktivitas promotif preventif untuk menciptakan lebih banyak orang sehat, memperbaiki skrining kesehatan serta meningkatkan kapasitas layanan primer.

Hal itu tertuang dalam keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Nomor: 400.7/2073-Dinkes/IV/2024 Tentang Tim Implementasi Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer Dinas Kesehatan Kota Bogor, menetapkan implementasi Layanan Primer secara serentak di seluruh puskesmas dan labkesda di Kota Bogor.

Peluncuran telah diselenggarakan pada Rabu, 24 Juli 2024 di Paseban Sri Baduga, Balai Kota Bogor dihadiri oleh PJ Wali Kota Bogor, Hery Antasari dan Direktur Gizi KIA Kemenkes dr. Lovely Daisy, serta Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Pemprov Jabar drg Emma rachmawaty.

Selain itu juga dihadiri Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah, Direktur 22 RS di Kota Bogor, Kepala OPD, Seluruh Kepala Puskesmas dan Labkesda di Kota Bogor, Seluruh Camat serta Seluruh Lurah se-Kota Bogor.

Tahapan yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor yakni Pembentukan Tim ILP Dinkes, Advokasi Lintas Sektor, Sosialisasi ILP untuk seluruh pegawai Dinkes, Puskesmas dan Labkesda, dilaksanakan secara hybrid serial, Workshop ILP, Bimtek ILP per klaster, Internalisasi dan Pembentukan Komitmen ILP di Puskesmas, Pembentukan Komitmen Lintas Sektor di Tingkat Kecamatan dan Kelurahan, Pelatihan Kader, serta Pengembangan SIMPUS berorientasi ILP.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Pemprov Jabar Emma menyampaikan bahwa pentingnya dukungan dari Pemerintah Kota agar terwujud implementasi ILP yang sempurna.

Salah satu penguatan pelayanan Kesehatan ibu dan anak di Provinsi Jawa Barat juga diperkuat dengan program ANC dan pencegahan stunting.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memberikan apresiasi dan memberikan selamat kepada Pemerintah Kota Bogor yang mengimplementasikan ILP di seluruh Puskesmas, melebihi target yang ditetapkan di Jawa Barat dan Nasional.

Sementara, Direktur Gizi KIA Kemenkes Lovely menyampaikan bahwa walaupun target Pada tahun 2024 telah ditetapkan target indikator Puskesmas menerapkan ILP secara nasional sebesar 40 persen.

Tapi Kota Bogor mampu berkomitmen untuk implementasi ILP 100 persen di seluruh Puskesmas, Labkesda, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu.

Dengan ILP, diharapkan orang sehat tetap sehat, bukan mengobati yg sakit saja, sehingga dapat mempunyai kualitas hidup lebih baik dan lebih produktif.

Lebih lanjut, lata Lovely, Kemenkes berharap setelah launching dapat langsung menerapkan Integrasi Layanan Primer serta penambahan Puskesmas Pembantu sehingga pelayanan dapat mencapai seluruh masyarakat.

Pj Wali Kota Bogor Hery berpandangan bahwa penyelenggaraan integrasi layanan primer tidak hanya menjadi tanggung jawab dari sektor kesehatan, tetapi perlu dukungan dari semua sektor, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan monitoring dan evaluasi.

Menurut dia, dukungan lintas sektor terkait, termasuk dukungan regulasi dan anggaran dari DPRD Kota Bogor sangat diperlukan. Kepada jajaran Dinas Kesehatan, Puskesmas, Labkesda, seluruh Faskes, diminta untuk menyusun perencanaan yang baik untuk melaksanakan ILP ini, melakukan Monitoring dan Evaluasi secara sustainable dan menyeluruh.

Data merupakan hal penting yang perlu secara berkala dilakukan pembaharuan. “No data, no result. bad data, bad results. good data, good result”, ujarnya.

Disampaikan Hery pula terkait pentingnya digitalisasi dan penyebaran informasi secara luas melalui media sosial terkait kinerja yang dilakukan. PJ Wali Kota Bogor meluncurkan Integrasi Layanan Primer  secara resmi.

Sebagai bentuk rangkaian acara peluncuran ILP, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat meninjau langsung kesiapan ke salah satu puskesmas, yakni UPTD Puskesmas Gang Kelor.

Kunjungan disertakan dengan simulasi sistem informasi puskesmas (Simpus) dan meninjau sarana prasarana yang mendukung berjalannya ILP.

Harapan bersama dalam implementasi ILP di Kota Bogor ialah berjalannya implementasi tersebut dengan baik dan monitoring evaluasi secara berkala untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Acara peluncuran ILP juga dirangkai dengan penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Bogor dengan seluruh rumah sakit di Kota Bogor Tentang Kerjasama Pelayanan Kesehatan Kota Bogor.

Tujuan kesepakatan bersama ini adalah untuk meningkatkan hubungan kelembagaan para pihak dalam ikatan yang memberikan rasa aman dan memiliki kepastian hukum terkait kerjasama pelayanan kesehatan Kota Bogor.

Ruang lingkup kesepakatan bersama meliputi penyelenggaraan jaminan kesehatan daerah, layanan rujukan, penanggulangan penyakit, surveilans, kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja, penanganan stunting dan wasting, kesehatan ibu anak, kesehatan remaja dan lansia, pemenuhan SDM kesehatan, perbekalan kesehatan, dan pembuatan dan penyebarluasan media promosi Kesehatan.