Bagikan:

JAKARTA - Israel ingin menghabisi Hizbullah tetapi tidak menyeret Timur Tengah ke dalam perang besar, kata dua pejabat Israel.

Lebanon bersiap menghadapi pembalasan setelah serangan roket yang menewaskan 12 anak-anak dan remaja di Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada akhir pekan lalu.

Dua pejabat lainnya mengatakan Israel sedang mempersiapkan kemungkinan pertempuran beberapa hari setelah serangan roket pada Sabtu, 27 Juli, di lapangan olahraga di desa Druze.

Keempat pejabat tersebut, termasuk seorang pejabat senior pertahanan dan sumber diplomatik, berbicara tanpa menyebut nama dan tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang rencana pembalasan Israel.

“Perkiraannya respons ini tidak akan mengarah pada perang habis-habisan,” kata sumber diplomatik tersebut dilansir Reuters, Senin, 29 Juli.

"Itu bukan kepentingan kami saat ini,” imbuhnya.

Israel dan Amerika Serikat menyalahkan Hizbullah Lebanon atas serangan tersebut. Hizbullah membantah berperan apa pun.

Insiden ini menambah kekhawatiran permusuhan lintas batas selama berbulan-bulan antara Israel dan kelompok Lebanon yang didukung Iran dapat berubah menjadi perang yang lebih luas dan lebih merusak.

Pada Minggu, kabinet keamanan Israel memberi wewenang kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant untuk memutuskan cara dan waktu tanggapan terhadap serangan tersebut.

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan tanggapan yang diberikan akan "terbatas tetapi signifikan".

Laporan tersebut mengatakan pilihan yang ada berkisar dari serangan terbatas terhadap infrastruktur, termasuk jembatan, pembangkit listrik dan pelabuhan, hingga menyerang depot senjata Hizbullah atau menargetkan komandan Hizbullah.

Hizbullah, sekutu kelompok Palestina Hamas, mengatakan kampanye serangan roket dan pesawat tak berawak terhadap Israel bertujuan untuk mendukung rakyat Palestina, dan mengindikasikan mereka hanya akan melakukan gencatan senjata ketika serangan Israel di Gaza berhenti.

Konflik di perbatasan Israel-Lebanon telah memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam panggilan telepon dengan Presiden Israel Isaac Herzog pada Senin, 29 Juli, menekankan pentingnya mencegah eskalasi konflik, kata Departemen Luar Negeri AS.

Keduanya membahas upaya untuk mencapai solusi diplomatik yang memungkinkan warga di kedua sisi perbatasan untuk kembali ke rumah mereka, dan upaya berkelanjutan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang ditahan di sana.

Jerman meminta semua pihak yang terlibat dalam konflik Timur Tengah, khususnya Iran, untuk mencegah eskalasi.

Dua militan Hizbullah terbunuh

Serangan pesawat tak berawak Israel menewaskan dua pejuang Hizbullah di Lebanon selatan pada Senin, kata sumber keamanan.

Keduanya adalah korban jiwa pertama di Lebanon sejak insiden penyerangan pekan lalu ke Golan. Tiga orang lainnya termasuk seorang bayi terluka dalam serangan itu, kata seorang pejabat pertahanan sipil Lebanon.

Militer Israel mengatakan pertahanan udaranya menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak yang melintasi dari Lebanon ke wilayah Galilea Barat pada Senin.

Penerbangan di bandara internasional Beirut dibatalkan atau ditunda karena maskapai penerbangan mengantisipasi kemungkinan tanggapan Israel.

Baik Israel maupun Hizbullah telah berusaha keras untuk menghindari perang skala penuh sejak mereka mulai saling menyerang pada Oktober 2023.

Hizbullah membantah menembakkan roket yang menewaskan anak-anak tersebut.

Dijelaskan, pihaknya menembakkan rudal terhadap sasaran militer di Dataran Tinggi Golan, daerah perbatasan yang direbut Israel dari Suriah setelah perang Timur Tengah tahun 1967.

Serangan Israel telah menewaskan sekitar 350 pejuang Hizbullah di Lebanon dan lebih dari 100 warga sipil, termasuk petugas medis, anak-anak dan jurnalis, menurut sumber keamanan dan medis dan penghitungan Reuters mengenai pemberitahuan kematian yang dikeluarkan oleh Hizbullah.

Militer Israel mengatakan setelah serangan akhir pekan lalu, jumlah korban tewas di antara warga sipil yang tewas dalam serangan Hizbullah telah meningkat menjadi 23 orang sejak Oktober 2023, bersama dengan 17 tentara.