Bagikan:

JAKARTA – Tak sedikit jumlah korban tewas dalam aksi unjuk Rasa di Bangladesh. Hingga saat ini, dilaporkan terdapat 211 orang tewas dalam aksi tersebut.

Pengunjuk rasa meninggal akibat luka tembak di ibu kota Dhaka. Menurut pejabat dan media lokal setempat, sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu, 28 Juli, total jumlah kematian akibat protes mahasiswa anti-kuota pekerjaan publik itu menjadi 211.

Rumah Sakit Dhaka Medical College (DMCH) dan pos polisi rumah sakit yang khusus memberikan informasi, menolak memberikan informasi terbaru.

Namun surat kabar lokal berbahasa Inggris New Age melaporkan pada Sabtu, 27 Juli, bahwa dua orang yang terluka parah meninggal Sabtu dini hari, saat menjalani perawatan di DMCH.

Sehingga, jumlah korban tewas akibat kekerasan baru-baru ini menjadi sedikitnya 211 di seluruh negeri.

Kemudian, lebih dari 1.600 orang yang terluka masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, kata surat kabar tersebut.

Sementara itu, pemerintah mengumumkan akan melanjutkan jam malam militer pada Sabtu hingga delapan hari berturut-turut dengan mengatakan bahwa jam malam akan dilanjutkan sampai situasi membaik.

Namun, jam malam tetap diberi jeda selama sembilan jam mulai pukul 8:00 pagi.

Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan pada Jumat malam, 26 Juli, mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan di Dhaka bahwa lembaga penegak hukum sedang menilai situasi untuk menentukan pencabutan pemberlakuan jam malam.