Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta tengah mempertimbangkan kemungkinan untuk membuka sekolah dengan sistem pembelajaran tatap muka di awal tahun ajaran baru bulan Juli mendatang. 

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani menyebut Pemprov tidak perlu mengkhawatirkan risiko penularan COVID-19 jika sekolah dibuka.

"Jika Pemprov berencana buka sejumlah sekolah, saya dukung. Memang ini yang harus dilakukan. Pemprov tidak perlu khawatir yang berlebih. Anak akan lebih aman disekolah," kata Zita dalam keterangannya, Senin, 22 Maret.

Kata Zita, merujuk ke perkembangan data COVID-19 per tanggal 9 September 2020, dari total 49.837 anak yang positif COVID-19, hanya 3.954 atau 7,9 persen dengan gejala ringan.

Jika merujuk data ancaman meninggal faktor usia. Maka usia 31-45 tahun 2,4 kali lipat lebih beresiko, usia 46-59 tahun 8,5 kali lipat lebih beresiko, usia 60 tahun 19,5 kali lipat lebih beresiko. 

"Usia anak tergolong aman. Saya mengajak kepada Pemprov, yuk lebih fokus ke pendidikan," ujar Zita.

Zita bilang, jika tempat hiburan sudah berani untuk dibuka, maka tidak menutup kemungkinan sekolah juga menerapkan pembelajaran tatap muka.

"Saya percaya aman setelah guru di vaksin, tinggal mau atau tidaknya. Juga saya percaya Ibu Kota harus berani, bukan ugal-ugalan, tapi by data, by kajian, dan insyaallah jika lihat data saya yakin sekolah aman," jelasnya.