JAKARTA - Presiden Joe Biden menjadikan upaya untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, Palestina sebagai salah satu prioritas dari fokus kerja untuk menuntaskan masa jabatannya.
Berpidato dari Ruang Oval, Gedung Putih, ini menjadi penampilan publik pertamanya usai diumumkan terinfeksi COVID-19 pekan lalu dan mengundurkan diri dari Pemilihan Presiden AS pada November mendatang.
Sejumlah agenda yang menjadi prioritas fokus kerja di akhir masa jabatannya diungkapkan oleh politisi Demokrat tersebut, termasuk "mempertahankan" hak untuk memilih serta "menentang ekstremisme kebencian."
"Enam bulan ke depan akan difokuskan untuk melakukan pekerjaan saya sebagai presiden," kata Presiden Biden (81), dikutip dari CNN 25 Juli.
"Itu berarti saya akan terus menurunkan biaya untuk keluarga pekerja keras, menumbuhkan ekonomi kita. Saya akan terus membela kebebasan pribadi dan hak-hak sipil kita, mulai dari hak untuk memilih hingga hak untuk dipilih," jelasnya.
"Saya akan terus menentang ekstremisme kebencian, menegaskan bahwa tidak ada tempat, tidak ada tempat di Amerika, untuk kekerasan politik, atau kekerasan apa pun, tidak akan pernah ada, titik,” lanjut Biden, dengan menyoroti kebijakan-kebijakan dalam negeri yang akan ia lakukan.
Sementara di dunia internasional, prioritasnya adalah mencakup upaya untuk mengakhiri perang di Gaza dan menghentikan Presiden Rusia Vladimir Putin di Ukraina.
BACA JUGA:
"Saya akan terus bekerja untuk mengakhiri perang di Gaza. Membawa pulang semua sandera, membawa perdamaian dan keamanan ke Timur Tengah dan mengakhiri perang ini," ujar Presiden Biden.
"Kami akan terus menggalang koalisi negara-negara yang bangga untuk menghentikan (Presiden) Putin mengambil alih Ukraina," lanjutnya.
"Kami akan membuat NATO lebih kuat dan lebih kuat dan lebih bersatu daripada sebelumnya dalam sejarah kita," tandasnya.