Bagikan:

JAKARTA - Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran menegaskan, pembahasan anggaran makan bergizi gratis belum sampai penentuan harga. Sehingga rumor terkait anggaran makan bergizi gratis dipangkas seharga dari Rp15.000 hingga Rp7.500 per anak tidaklah benar. 

"Isu yang berkembang menurut saya sudah mulai jauh dari kebenaran tentang makan bergizi gratis itu dipatok harganya Rp7.500, tiba-tiba sudah ada angka begitu. Sampai hari ini, satu-satunya yang sudah bisa kita ambil kesimpulan itu baru alokasi anggaran untuk makan bergizi gratis tahun 2025, kisarannya adalah Rp71 triliun," ujar anggota Tim Sinkronisasi Prabowo-Gibran saat konferensi pers yang disiarkan YouTube Prabowo-Gibran, Jumat, 19 Juli. 

"Jadi ini satu-satunya yang sudah sampai di level kesimpulan, yang lainnya masih dalam proses," sambungnya. 

Hasan menjelaskan, dari anggaran Rp71 triliun tersebut, Presiden terpilih Prabowo Subianto menginstruksikan agar makan bergizi gratis harus memenuhi standar kecukupan gizi. Kedua, jumlah penerima manfaat program makan bergizi gratis harus dioptimalkan. 

"Karena kan anggaran yang tersedia itu Rp71 triliun. Jadi, nanti dioptimalkan jumlah penerima manfaatnya. Jadi semua proses riset, semua proses kajian dan pilot project akan bersandarkan pada dua arahan Prabowo Subianto," jelas Hasan Nasbi. 

Sementara soal harga makan bergizi gratis untuk per anak belum ditentukan. Karena itu, Hasan heran jika ada yang menyebut Prabowo memangkas anggaran makan bergizi gratis menjadi Rp7.500 per anak.  

"Kebutuhan gizi akan ditentukan ahli gizi. Jadi, enggak ada tuh main harga segini. Itu belum ada, angka itu belum ada sama sekali. Makannya saya bingung sudah keluar angka sementara dari kita sendiri belum keluar angka," katanya. 

Hasan mengatakan, penentuan harga akan bergantung pada bahan baku makanan yang tersedia di berbagai daerah. Sehingga, menu per daerah penerima manfaat tidak akan sama. 

"Di berbagai daerah kan tergantung ketersediaan pangan apa, kebutuhan gizi yang bisa kita racik seperti apa, nanti harganya akan menyesuaikan. Jadi, kira-kira itu jalan proses yang dikerjakan seperti itu," ucapnya. 

Hasan mengungkapkan, saat ini tim pakar sedang melakukan uji coba, sehingga nantinya ditemukan apa hal yang mesti diperbaiki dan harus diantisipasi. Kemudian berujung pada kesimpulan termasuk penentuan harga. 

"Tapi ini masih berjalan, jadi kalau itu belum berjalan, pasti belum ada kesimpulan, termasuk soal harga, ini yang perlu kita tekankan. Semua formula yang akan dihasilkan pilot projek menjadi kesimpulan harus menemui dua hal itu, ketercukupan gizi dan harus sebanyak mungkin yang menerima manfaat," kata Hasan. 

Karena itu, Hasan menilai tidak tepat jika ada yang menyebut harga makan bergizi gratis sebesar Rp7.500 per anak. Sebab tim Prabowo-Gibran pun tengah mencari formula untuk menentukan produk terbaik. 

"Ini kan program unggulan pasangan Prabowo Gibran, jadi ini dipersiapkan sebaik mungkin. Namun, ditengah proses ini muncul isu isu seperti Rp7.500 itu. Saya harap ke depan nanti tidak berkembang spekulasi dan yang jadi pegangan adalah dari tim resmi apakah itu pakar dan tim sinkronisasi, termasuk soal harga menurut saya itu masih jauh karena prosesnya masih berlangsung," pungkasnya.