Bagikan:

JAKARTA - Seorang polisi Serbia tewas dan seorang lainnya terluka karena penembakan saat pemeriksaan kendaraan rutin di dekat perbatasan Bosnia.

Pemerintah Serbia menyalahkan negara tetangganya, Kosovo, atas tindakan "terorisme”, tapi Kosovo mengatakan kejadian tersebut tidak boleh dipolitisasi.

Kedua negara Balkan memiliki hubungan yang retak, yang kadang-kadang diselingi oleh kekerasan, dengan Serbia yang menolak mengakui kemerdekaan bekas provinsinya.

Menteri Dalam Negeri Serbia Ivica Dacic mengatakan polisi menghentikan mobil berlisensi Serbia yang membawa dua orang, salah satunya keluar dan menembak seorang petugas di dada dengan pistol dan satu lagi di bahu, sebelum melarikan diri.

Salah satu polisi tewas dan satu lagi berada dalam kondisi stabil di rumah sakit. Di lokasi kejadian, para penyelidik menemukan paspor Kosovo dengan nama Artan Hajrizi, dan kartu identitas Jerman.

"Dia membunuh seorang polisi, dia melakukan tindakan terorisme yang jelas-jelas berasal dari Kosovo (dan) struktur Albania. Ini bukan suatu kebetulan," kata Dacic kepada wartawan dilansir Reuters, Kamis, 18 Juli.

Dalam wawancara singkat yang dilakukan oleh portal berita Insajderi milik Pristina, seorang pria yang mengidentifikasi dirinya sebagai Artan Hajrizi berbicara dari Jerman, mengatakan saudaranya Faton Hajrizi telah mencuri dokumennya.

Laporan media Kosovo menyebutkan Faton Hajrizi telah melarikan diri dari penjara di Kosovo awal bulan ini.

“Kami berpendapat bahwa masalah ini tidak boleh dipolitisasi, namun ditangani dari aspek keamanan, serta dari sudut pandang profesional dan hukum,” kata Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti kepada wartawan.

Kementerian Luar Negeri Kosovo menyarankan warga negaranya untuk berhati-hati di Serbia dan menghindari area baku tembak. Polisi mengerahkan drone dan helikopter untuk memburu tersangka.