Bagikan:

JAKARTA - Ketua partai oposisi terbesar Israel Yair Lapid berjanji akan memberikan dukungan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di parlemen untuk mempertahankan jabatannya, jika anggota koalisi yang berkuasa mundur karena kesepakatan gencatan senjata.

Netanyahu memberi wewenang kepada para pejabatnya untuk melanjutkan perundingan kemungkinan kesepakatan dengan kelompok militan Palestina Hamas untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dan membebaskan sandera Israel yang diculik pada 7 Oktober 2023.

Beberapa mitra sayap kanan dalam koalisinya mengatakan mereka akan mundur jika perang berakhir sebelum Israel memberantas Hamas dan membebaskan para sandera, sebuah hasil yang dapat menjatuhkan pemerintahan Netanyahu.

Yair Lapid, pemimpin partai Yesh Atid, mengatakan pada pertemuan faksi parlemennya: "Ada kesepakatan sandera yang sedang dibahas. Tidak benar bahwa Netanyahu harus memilih antara kesepakatan sandera dan kelanjutan masa jabatannya sebagai perdana menteri,” dilansir Reuters, Senin, 8 Juli.

“Biarkan dia yang melakukan kesepakatan,” kata Lapid. “Saya menjanjikannya jaring pengaman dan saya akan menepati janji itu,” katanya, merujuk pada skenario jika mitra koalisi Netanyahu mundur.

Dia mengatakan itu adalah keputusan yang sulit untuk diambil, mengingat penolakannya terhadap Netanyahu, namun hal yang paling penting adalah membawa pulang para sandera.

Dua partai sayap kanan dalam koalisi Netanyahu yang paling menentang perjanjian gencatan senjata memiliki total 13 kursi di parlemen Israel, sementara partai Lapid memiliki 24 kursi, menurut situs parlemen.