Bagikan:

MAGELANG - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo membantah pernyataan bahwa dirinya pernah menyampaikan, satu perempuan wajib punya satu anak perempuan.

"Aku tidak ngomong kalau satu perempuan wajib punya anak satu perempuan, aku ngomong gak begitu, aku ngomongnya gini rata-rata diharapkan satu perempuan punya anak satu perempuan, rata-rata, lo," kata Hasto usai menjadi pembicara "Percepatan Penurunan Stunting untuk Menyongsong Generasi Emas 2045" di Magelang, Antara, Minggu, 7 Juli. 

Hasto menyebut tugas BKKBN itu menjaga penduduk tumbuh seimbang. Bila suatu wilayah atau satu kelurahan jumlah perempuannya 5.000 maka sepuluh tahun lagi diperkirakan jumlahnya berkurang. Sebab yang hamil dan melahirkan itu perempuan.

"Itulah makna bahwa rata-rata, jangan diterjemahkan satu perempuan wajib punya anak satu," katanya.

Masih dalam rangka Hari Keluarga Nasiona, BKKBN banyak memotivasi tim pendamping keluarga, memotivasi teman-teman yang ada di lini lapangan.

"Jadi dia bekerja untuk mendampingi keluarga dalam rangka untuk mendampingi penurunan stunting, kemudian untuk membangun keluarga yang tenteram mandiri dan bahagia," katanya.

Hasto menyampaikan, waktu untuk memanfaatkan bonus demografi mepet sekali, kalau tidak menggerakkan betul lini yang paling bawah.

"Maka penting sekali kwalitas sumber daya manusia (SDM). Target stuntingnya turun, di Magelang ini angka stunting di survei 15 persen, tetapi door to door-nya 10 persen. Jadi optimis sekali, sangat optimis target 14 persen insyaallah lewat itu," katanya.