JAKARTA - Sebanyak 2.800 orang terlibat dalam unjuk rasa anti-pariwisata di Barcelona, Spanyol. Mereka mennyemprotkan air lewat pistol mainan dan meminta wisatawan untuk pulang.
Mengutip The Sun, Minggu 7 Juli, demonstrasi yang berpusat di sepanjang distrik tepi laut Barcelona itu juga membawa poster bernada protes keras, seperti "Cukup! Mari kita batasi pariwisata".
Sejumlah pengunjuk rasa yang berjalan beriringan di lokasi demonstrasi juga terlihat memegang poster bertuliskan, "Barcelona tidak untuk dijual," hingga "Wisatawan pulanglah".
Pemicu demonstrasi ini adalah krisis perumahan. Membanjirnya wisatawan berdampak besar pada melonjaknya harga perumahan atau tempat tinggal di Barcelona.
Harga rumah di ibu kota daerah otonom Cataluna tersebut diketahui melonjak 68 persen dalam satu dekade terakhir.
Tak hanya itu, media Idealista melaporkan harga sewa tempat tinggal di Barcelona, termasuk juga Madrid, juga naik 18 persen dibandingkan tahun lalu per Juni 2024.
Merespons meroketnya harga hunian hingga sewa tempat tinggal tersebut, masyarakat setempat menyalahkan wisatawan yang datang ke kota mereka. Demonstrasi akhirnya digelar sebagai bentuk protes.
BACA JUGA:
Namun, aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Sabtu 6 Juli waktu setempat itu dipandang pihak berwenang sebagai langkah ekstrem dan tidak terduga.
Berdasarkan data otoritas setempat, Barcelona telah menyedot lebih dari 12 juta wisatawan tahun lalu.
Dalam upaya untuk memperbaiki "efek negatif dari pariwisata massal", dewan kota yang dipimpin oleh Wali Kota Barcelona, Jaume Collboni memutuskan untuk melarang disewakannya apartemen untuk kepentingan wisata.
Keputusan Collboni berpotensi digugat karena sejumlah perusahaan pariwisata lokal meyakini larangan itu mendorong terciptanya pasar gelap.
Aksi unjuk rasa anti-pariwisata ini diperkirakan akan meluas sampai Majorca pada musim panas ini.
Sejumlah aktivis yang terlibat dalam aksi protes ini juga mengancam akan memblokir bandara internasional di Palma dengan cara mengerahkan banyak mobil di jalan raya sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas jika aspirasi mereka tidak didengar.