PADANG - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memastikan hingga kini belum membuka jalur pendakian Gunung Marapi pascapenurunan status dari level III (siaga) menjadi level II (waspada).
"Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Marapi masih ditutup," kata Kepala BKSDA Provinsi Sumbar Lugi Hartanto di Padang, Antara, Rabu, 3 Juli.
Oleh karena itu, BKSDA Provinsi Sumbar meminta masyarakat termasuk pengunjung atau wisatawan tetap mematuhi larangan pendakian Gunung Marapi demi aspek keselamatan. Apalagi, pascapenurunan status dari level III menjadi level II pada Senin (1/7), gunung api 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi pada Selasa dini hari (2/7) pukul 01.33 WIB
"Jadi, kami mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun termasuk kunjungan pendakian ke Gunung Marapi karena masih terjadi erupsi," kata Kepala BKSDA Sumbar.
Larangan pendakian dan beraktivitas tersebut sejalan dengan sejumlah rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang melarang masyarakat di sekitar gunung, pendaki, pengunjung, wisatawan untuk tidak memasuki atau berkegiatan di dalam wilayah radius tiga kilometer dari pusat aktivitas (Kawah Verbeek).
Pada kesempatan itu, BKSDA kembali mengingatkan masyarakat yang bermukim di sekitar lereng gunung terutama di bantaran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi terkait potensi ancaman lahar dingin utamanya saat musim hujan.
Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan sejumlah aktivitas Gunung Marapi dari 23 hingga 30 Juni 2024 di antaranya kegempaan didominasi gempa hembusan, sedangkan gempa erupsi atau letusan terekam rendah.
BACA JUGA:
Lengkapnya, dua kali gempa letusan, 26 kali gempa hembusan, dua kali gempa vulkanik dangkal, enam kali gempa vulkanik dalam, 25 kali gempa tektonik lokal, 17 kali gempa tektonik jauh, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,5-2 milimeter (mm).
Demikian juga dengan nilai koherensi yang mencerminkan kondisi medium bawah permukaan saat ini mempunyai nilai yang tinggi (sekitar 0,8) yang menunjukkan kondisi medium dekat permukaan tubuh Gunung Marapi sudah kembali normal. Sebelum erupsi Januari 2023 dan Desember 2023 nilai dv/v dan koherensi juga mengalami penurunan.