Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, bantuan kesehatan untuk korban tanah longsor di Papua Nugini akan dibagi menjadi lima kelompok.

“Jadi kita di Kemenkes akan memberikan lima kelompok bantuan, kelompok yang pertama ada obat-obatan, itu ada 44 paket, satu paket isinya bisa ribuan hingga puluhan ribu item, bisa tablet, botol, sachet, atau kemasan-kemasan lainnya,” ujar Menkes dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Senin 1 Juli, disitat Antara.

Budi melanjutkan, kelompok yang kedua yakni makanan tambahan untuk ibu hamil dan balita sekitar 200 koli, dengan jumlah per koli sekitar 85 paket.

“Kelompok yang ketiga adalah obat-obatan khusus untuk malaria, kita berikan satu paket untuk delapan ribu orang, jadi ada tablet yang harus diminum selama beberapa hari untuk setiap orang, karena di sana juga daerah endemik malaria sama seperti di Papua,” katanya.

Sedangkan kelompok yang keempat, yakni perlengkapan kebersihan khusus untuk anak-anak agar dapat terhindar dari infeksi sebanyak 665 paket.

“Kelompok yang kelima adalah penjernih air, karena di sana sangat perlu air bersih, kita kasih 10 unit, satu unitnya berkapasitas 300 liter air bersih per hari yang kita bisa kirimkan,” tuturnya.

Adapun Pemerintah Indonesia melalui koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) akan menyalurkan bantuan kemanusiaan sebesar Rp17 miliar untuk korban tanah longsor di Papua Nugini.

"Kita akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban tanah longsor di Papua Nugini, saat ini sudah mulai proses menuju ke arah rehabilitasi, bukan lagi tahap kedaruratan, kemudian bantuan-bantuan dari luar negeri juga sudah berdatangan dan kita akan ikut memperkuat memberikan bantuan sekitar Rp17 miliar lebih yang akan kita berikan dengan berbagai jenis," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Muhadjir menjelaskan, hingga saat ini, korban tanah longsor di Papua Nugini tercatat sekitar 670 orang, dan yang berstatus mengungsi 1.250 orang, serta terkait proses penanganan bencana, saat ini sudah dalam tahap rehabilitasi.

"Kejadiannya pada 28 Mei 2024 yang lalu, sudah berlangsung hampir sudah satu bulan lebih, sehingga ini akan berpengaruh terhadap jenis bantuan yang akan kita kirim," paparnya.

Ia mengemukakan, rencana pengiriman bantuan akan dilaksanakan pada 8 Juli 2024, yang akan dipimpin langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto.

"Kemudian jenis bantuannya, selain untuk kebutuhan kesehatan, juga ada genset 5 KVA portabel, lampu solar, peralatan masak, selimut, kantong tidur, dan yang lain," ucapnya.