Bagikan:

TEMANGGUNG - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Temanggung, Jawa Tengah, bersama Pemkab Temanggung dan Tim Penggerak PKK mengukuhkan relawan perempuan anti-narkoba untuk mewujudkan program ketahanan keluarga anti-narkoba.

"Hari ini kita dari Pemkab Temanggung bersama BNN, Kesbangpol dan pengurus PKK Temanggung meluncurkan ketahanan keluarga, yang dimaksud ke depan kita bisa memerangi narkoba secara tuntas," kata Penjabat Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo di Temanggung, Sabtu.

Ia mengatakan, relawan perempuan anti-narkoba ini nanti membantu memerangi narkoba di Temanggung, karena sekarang trennya sudah mulai meningkat .

"Tidak hanya merambah orang dewasa saja, kini sudah masuk ke anak-anak sekolah tingkat pertama maupun atas, ini harus kita galakkan betul dan perangi agar para pelajar terbebas dari penyalahgunaan narkoba," katanya.

Menurut dia peran dari relawan ini sangat penting dalam memerangi narkoba karena perempuan merupakan penggerak utama di dalam sebuah keluarga. Dengan metode pendekatan kasih sayang dan perhatian khusus kepada anak-anaknya, diharapkan mereka terbebas dari penyalahgunaan narkoba.

"Perempuan itu lebih peka, perasa dan penuh kasih sayang dalam merangkul anak-anaknya. Dari kasih sayang dan perhatian itu mereka bisa berkomunikasi dan menyampaikan bahaya narkoba bagi masa depannya. Di sisi lain, orang tua juga harus memperhatikan pergaulan anaknya," tegasnya.

Kepala BNNK Temanggung AKBP Triatmo Hamardiyono mengatakan relawan anti-narkoba ini memiliki peran penting dan strategis, khususnya sebagai bentuk implementasi penajaman peran dalam mendukung program pencegahan penyalahgunaan narkoba di Temanggung.

"PKK ini menjadi pilar yang utama di dalam program ketahanan keluarga, jadi kalau ibu-ibu itu lebih dekat kepada anak-anaknya, jadi mereka yang bisa merangkul anak-anak dan memberikan edukasi kepada anak-anaknya supaya memilih hidup sehat dan menjauhi narkoba," katanya.

Hingga saat ini BNN Temanggung belum menemukan pelajar terlibat penyalahgunaan narkoba jenis sabu maupun ekstasi. Hanya saja ditemukan mengonsumsi pil koplo jenis yarindu dan minuman keras jenis ciu yang lebih murah harganya.

"Kebanyakan menggunakan obat-obatan yang berbahaya, pil koplo dan ciu. Jadi kita jangan berfikir narkoba itu yang heroin, sabu dan ekstasi yang mahal-mahal itu, tapi ini level rendah tetapi lebih parah bahayanya, karena lebih murah dan mudah didapat," katanya.