Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta mengklaim terus melakukan upaya dalam menekan polusi udara di Jakarta. Namun, sampai saat ini belum terlihat perubahan signifikan dari hasil penanganan pencemaran udara.

Memasuki musim kemarau saat ini, Jakarta kembali menjadi salah satu kota dengan tingkat pencemaran udara tertinggi di dunia, berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir.

Stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta juga mencatat kualitas udara tidak sehat pada beberapa titik.

"Kondisi tersebut menunjukkan belum adanya perubahan signifikan dari penanganan polusi udara Jakarta," kata aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DKI Jakarta Muhammad Aminullah kepada wartawan, Kamis, 20 Juni.

Menurut Aminullah, upaya penanggulangan polusi udara oleh Pemprov DKI belum mengutamakan pengendalian akar masalah, seperti pengetatan aturan pembatasan emisi kendaraan bermotor, pengawasan polusi asap dari industri, hingga pembakaran sampah.

Hal inilah yang menyebabkan dampak polusi udara di Jakarta belum berhasil ditekan.

"Selama pemerintah tidak mengatasi persoalan polusi udara di hulu, itu artinya pemerintah tidak serius menangani polusi udara. itu yang terjadi saat ini. Pemerintah sibuk meredakan polusi udara di hilir, melalui watermist misalnya," jelas Aminullah.

Dalam kesempatan itu, Aminullah juga mengkritik respons Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono yang menilai pencemaran udara tak hanya terjadi di Jakarta, melainkan seluruh dunia.

"Ini statemen berbahaya dan tidak patut diucapkan pemimpin kota. Ini juga menunjukkan heru tidak memiliki visi menjadikan Jakarta lebih baik dari kota-kota lain di dunia dalam hal penanganan polusi udara. sebaiknya," tegasnya.

Sebelumnya, Heru Budi Hartono merespons soal kondisi kualitas udara Jakarta yang kembali buruk di musim kemarau saat ini. Menurut dia, tak hanya Jakarta yang mengalami pencemaran udara.

"Ya, pertama, memang dunia begitu ya, semua (tercemar) polusi," kata Heru ditemui di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu, 19 Juni.

Namun, Heru mengklaim Pemprov DKI Jakarta terus menyiapkan langkah untuk menekan angka pencemaran udara udara. Salah satunya dengan pemasangan watermist atau penyemprotan air dari atas gedung-gedung tinggi.

"DKI kan ada watermist, nanti ada pembatasan kendaraan, uji emisi," ungkap dia.