JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merespons politikus PDIP, Ganjar Pranowo yang menilai partainya tak perlu memaksakan mendukung Anies Baswedan di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta apabila memang tak cocok. PKB justru ingin mendorong PDIP dan Anies agar saling memahami.
Menurut Ketua DPP PKB Daniel Johan, PDIP pasti bisa merasakan kecocokan atau chemistry-nya sendiri dengan Anies.
"Masalah cocok atau tidak pun, masing-masing partai yang bisa merasakan dan menentukan sendiri berdasarkan jalinan komunikasi dan kesepakatan-kesepakatan strategis yang tercipta," ujar Daniel, kepada wartawan, Selasa, 18 Juni.
Sebagai parpol yang telah menyatakan dukungan ke Anies, Daniel mengatakan, PKB akan mendorong komunikasi PDIP dan Anies agar keduanya bisa saling memahami.
"Kita dorong agar komunikasi berlangsung baik sehingga semakin bisa saling memahami," katanya.
BACA JUGA:
Sebelumnya, politikus PDIP yang juga mantan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo turut merespons rencana PDIP untuk mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta.
Menurut Ganjar, penentuan pilihan itu harus melalui proses negosiasi antara PDIP dan Anies. Jika tidak cocok, dia menyarankan agar tak dipaksakan.
"Itu yang mesti diobrolkan, gitu. Mesti diobrolkan, dan mudah-mudahan ya bisa bernegosiasi. Tapi seandainya tidak cocok menurut saya juga tidak harus dipaksakan," kata Ganjar di Sleman, Senin, 17 Juni.
Kendati demikian, Ganjar melihat wacana PDIP mengusung Anies di Pilgub Jakarta mendatang sebagai bentuk keterbukaan demokrasi partainya dalam berpolitik.
Namun dia menyebut, PDIP biasanya menyiapkan kader internal terlebih dahulu untuk ditimbang sebelum diusung maju Pilkada. Akan tetapi, kata dia, ketika memang tidak memenuhi kriteria maka memungkinkan bagi PDIP mengusung calon dari luar partai dengan kesepakatan.
"Seandainya kita mendukung atau mengusung calon dari luar, apa kemudian kesepakatan yang bisa kita ambil. Nilai-nilai demokrasi lah, secara ideologis lah, bagaimana kita bersikap terhadap situasi yang sekarang makin tidak mudah," jelasnya.
"Agar kemudian politisi yang kita dukung nanti bisa konsisten, bisa melihat bagaimana sejarah di awal dan menyamakan persepsi serta sikap agar ketika merespons situasi itu tidak ke kiri dan ke kanan, lurus," tambah Ganjar.