Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin, Jumat, 14 Juni, mengusulkan perdamaian ke Ukraina, menguraikan kondisi Rusia untuk mengakhiri perang dan memulai pembicaraan damai. Namun, usulan itu ditolak Ukraina.

Putin menyatakan bahwa Rusia akan "segera" menghentikan operasi tempur jika Ukraina membatalkan niatnya untuk bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari empat wilayah yang diklaim Rusia -- Donetsk, Luhansk, Kherson dan wilayah Zaporizhzhya.

"Hari ini kami membuat usulan perdamaian lain yang konkret dan nyata. Jika Kiev dan negara-negara Barat menolaknya seperti sebelumnya, maka itu adalah urusan mereka, tanggung jawab politik dan moral mereka atas kelanjutan pertumpahan darah," katanya dikutip dari ANTARA, Sabtu, 15 Juni.

Putin memperingatkan bahwa situasi di medan perang bisa berubah menjadi hal yang tidak menguntungkan bagi Kiev, dan jika ini terjadi, "kondisi untuk memulai negosiasi akan berbeda."

Putin menekankan bahwa dia mengusulkan untuk mengakhiri konflik, bukan hanya membekukannya.

"Segera setelah Ukraina mulai menarik pasukan dari Donbas dan Novorossiya (di wilayah tersebut) dan berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO, Federasi Rusia akan menghentikan tembakan dan siap untuk bernegosiasi. Saya kira hal itu tidak akan memakan waktu lama," tambahnya.

Putin mengisyaratkan bahwa dia tidak menganggap Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden sah Ukraina setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Mei, dan mengidentifikasi parlemen negara tersebut, Verkhovna Rada, sebagai satu-satunya otoritas yang sah.

Ukraina menolak usulan perdamaian Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada "usulan perdamaian" baru dari Moskow.

Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan dalam sebuah pernyataan di platform X: "Tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Rusia," dan bahwa kepemimpinan Rusia kurang dalam menilai realitas yang ada.

Sebelumnya pada hari yang sama, Putin mengatakan pada pertemuan dengan pegawai Kementerian Luar Negeri di Moskow bahwa Rusia membuat "usulan perdamaian konkret dan nyata" kepada Kiev.