Makna Pandemi COVID-19 Bagi Lingkungan Hidup
Ilustrasi (Detha Arya Tifada/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Di tengah kepanikan besar warga dunia dalam menghadapi virus corona atau COVID-19, ada sebuah dilema. Di satu sisi, virus corona membawa pukulan keras bagi ekonomi global. Sisi yang tak disangka-sangka, virus ini malah membawa angin segar bagi lingkungan hidup. Ambil contoh, Italia misalnya.

Negara yang masuk dalam daftar lima besar kasus COVID-19 ini akhirnya dibuat paham setelah pemerintah Italia lewat Perdana Menteri Giuseppe Conte mulai memperlakukan lockdown di Provinsi Utara Lodi di Lombardy pada 21 Februari lalu. Namun karena laju virus corona mulai meluas, mau tak mau sejak 9 Maret, Italia meperpanjang waktu lockdown, bahkan mencangkup seluruh Italia.

Berkah dari aturan tersebut, Negeri Spaghetti merasakan suasana jalanan kosong, bandara sepi, polusi menurun serta tak terdengar lagi hilir mudik turis untuk kali pertamanya. Jikalau ditelusuri, efek paling nyata lainnya terdapat di dua kota, yaitu Venezia dan Cagliari.

Oleh turis-turis mancanegara, Venezia sering kali dijadikan destinasi utama kala berkunjung ke Italia karena alasan indah dan penuh romantisme. Seperti yang dilansir abcnews, kini, karena keramaian tak lagi ada, “kanal-kanal yang biasanya agak gelap pun berubah menjadi jernih. Alhasil, orang-orang dapat langsung melihat ikan berenang di bawahnya.”

Beda Venizia, beda Cagliari. Dikutip dari esquire, berkah dari lockdown, ikan-ikan lalu mengambil alih kota dan merebut kembali ruang yang sebelumnya ditempati oleh manusia. Menariknya, “Lumba-lumba sampai terlihat berenang di dekat pelabuhan Cagliari, yang merupakan ibu kota pulau Italia Sardinia.”

Kejadian itu tak pelak tersebar di jagat media. Orang yang peduli, kemudian membagikan di media sosialnya masing-masing sembari membawa pesan terkait virus corona yang menjadi titik di mana dunia memberikan kesempatan kepada lingkungan hidup untuk bernapas dan berbenah.

Pelajaran Penting

Tak hanya Italia, pada dasarnya hal ini terjadi hampir di setiap negara yang sedang melawan wabah virus corona. Pun mulai merasakan titik di mana lingkungan hidup mulai berbenah. Oleh karena itu, wajar jika banyak orang kemudian berkomentar melihat fenomena ini, salah satunya adalah penggiat lingkungan hidup yang juga kandidat Direktur Walhi Nasional, Anton P Widjaya.

Anton yang di hubungi oleh VOI, 20 Maret, mengungkap perihal COVID-19 yang dilihat dari perspektif serta refleksi lingkungan. “COVID-19 menyerang dan menjadi wabah mematikan ini adalah wujud kongkret dari hilangnya keseimbangan alam.”

Bahkan, COVID-19 oleh Anton dianggap sebagai sebuah refleksi yang setidaknya dapat menyadarkan manusia kalau alam memang memiliki kekuatan serta kemampuan dalam melindungi kehidupan kita sebagai manusia. Tetapi, karena kondisinya telah rusak, maka manusia harus berhadapan langsung dengan semua bencana dan selalu menjadi korban dari bencana tersebut.

Dalam konteks COVID-19 ini, manusia lalu dapat memberikan kesempatan kepada lingkungan hidup untuk bernapas, memulihkan daya dukung dan daya tampungnya, semisal yang terjadi di Italia. Sehingga orang-orang sadar, COVID-19 bukanlah sekadar siklus alam belaka yang memakan banyak korban jiwa.

Terlebih lagi, “COVID-19 mampu membenarkan cara pandang kita, bahwa alam tidak sekadar komoditi ekonomi, bahwa alam lingkungan dan semesta memiliki nilai sosial dan kultural, memiliki kemampuan mereduksi segala bentuk bencana, harus segera kita lakukan,” kata Anton.

Sebagai penutup, kiranya sepenggal kalimat dari film Underwater (2020) yang dibintangi oleh Kristen Stewart, dapat menyadarkan bahwa lingkungan hidup dapat memperbarui dirinya sendiri:

"Karena kita sudah terlalu banyak mengambil dari laut. Kini laut ingin mengambilnya kembali dari kita. Seharusnya kita tidak di sini."