JAKARTA - Perilakunya memang bikin para tetangga was-was. Sampai pada suatu hari dua bocah Inggris ini bak kesetanan menyeret remaja 19 tahun, mengeroyok, membacok bagian tubuh korban hingga terputus pakai parang.
Sebelum penganiayaan itu terjadi, para tetangga menganggap kedua bocah berusia 12 tahun itu bersama teman-temannya 'sampah'. Mereka kerap berbuat onar di lingkungan rumah dari mencuri skuter, merusak lampu jalan, hingga menyalakan kembang api di kotak surat tetangga.
"Anda bisa melihatnya dia [kedua bocah] membawa pisau. Keluar setiap malam. Para anggota geng berada di ujung gang menunggunya," kata salah satu tetangga kepada Telegraph, dikutip dari Mirror, Rabu 12 Juni.
"Saya tidak ingin dia masuk ke rumah. Semuanya saya pasang kawat berduri. Saya menaruhnya di jendela," sambung pria tersebut.
Kini dua bocah itu tak bisa lagi berbuat semaunya. Mereka divonis bersalah membunuh korbannya bernama Shawn Seesahai. Pengadilan Nottingham Crown pun memutuskan hukuman kerangkeng terhadap kedua bocah itu pada awal pekan lalu.
Keduanya diyakini sebagai pembunuh 'berpisau' termuda di Inggris yang dijatuhi hukuman pengadilan sejak Robert Thompson dan Jon Venables. Kedua nama terakhir berusia 11 tahun ketika membunuh James Bulger yang berusia 2 tahun.
Shawn, dibunuh secara brutal oleh kedua bocah tersebut setelah dipukul, ditendang, diinjak dan dibacok salah satu bagian tubuhnya hingga terputus pakai parang berukuran 42,5 cm di salah satu taman di Stowlawn, Wolverhampton, Inggris pada 13 November 2023.
Korban merupakan warga negara asing yang tinggal sementara di Handsworth, Birmingham. Ia berasal dari Anguilla, Karibia melakukan perjalanan ke Inggris demi mengobati penyakit katarak.
Pesan singkat dalam aplikasi Snapchat kedua bocah laki-laki itu usai melakukan pembunuhan diungkap ke publik setelah vonis pengadilan. Percakapan keduanya seolah tidak menyesali apa yang telah terjadi, "Yang terjadi, maka terjadilah."