JAKARTA - Kapal penyelamat menemukan 11 jenazah migran di laut lepas pantai Libya setelah menyelamatkan lebih dari 160 orang dari kapal yang dekat dengan negara Afrika Utara itu, kata kelompok Doctors Without Borders (MSF).
MSF mengatakan kapal pencarian dan penyelamatan Geo Barents menjemput 146 migran dalam dua operasi dan kemudian menemukan 20 migran lainnya di kapal terpisah. Namun, mereka juga mengevakuasi jenazah 11 orang yang terlihat oleh pesawat pengintai yang melayang di laut.
“Kami tidak mengetahui penyebab pasti dari tragedi ini, namun kami tahu bahwa banyak orang yang terus meninggal dalam upaya putus asa untuk mencapai keselamatan. Pembantaian ini harus diakhiri,” kata MSF melalui platform media sosial X dilansir Reuters, Sabtu, 8 Juni.
Kelompok Sea Watch, yang pesawatnya melihat jenazah tersebut, mengatakan mereka mencoba menghubungi penjaga pantai Libya untuk pergi dan mengevakuasi korban tewas, namun tidak mendapat jawaban. “Inilah yang terjadi di Mediterania, bahkan ketika tak seorang pun melihatnya,” katanya dalam pernyataan.
BACA JUGA:
PBB mencatat lebih dari 20.000 kematian dan hilangnya orang di Mediterania tengah sejak tahun 2014. Kondisi ini menjadikannya tempat penyeberangan migran paling berbahaya di dunia.
Italia mendesak Tunisia dan Libya untuk berbuat lebih banyak guna menghentikan calon migran melaut.
Mereka juga membatasi operasi kapal penyelamat, dengan mengatakan kapal tersebut mendorong orang untuk pergi ke Eropa – sebuah tuduhan yang dibantah oleh badan amal tersebut.