Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menegaskan kembali bahwa Kanada telah menyerukan gencatan senjata segera, peningkatan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan segera, dan pembebasan semua sandera.

Jumat, 31 Mei, Justisn Trudeau menyuarakan dukungan terhadap peta jalan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Jalur Gaza yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

"Usulan yang diajukan oleh @POTUS merupakan kesempatan untuk mengakhiri penderitaan dan kembalinya perdamaian. Semua pihak harus memanfaatkannya," tulis Perdana Menteri Kanada itu di X, merujuk kepada Presiden AS.

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan tingkat penderitaan warga akibat konflik Israel-Hamas sangat dahsyat dan harus diakhiri.

"Kanada telah menyerukan gencatan senjata segera selama berbulan-bulan - kekerasan harus dihentikan. Sandera harus dibebaskan dan Hamas harus meletakkan senjatanya," tulisnya juga di X dikutip dari ANTARA, Sabtu, 1 Juni.

"Bantuan kemanusiaan tanpa hambatan harus diberikan kepada warga sipil Palestina. Kanada mendukung penuh usulan yang disampaikan @POTUS hari ini. Usulan itu harus diterima. Semua pihak harus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengakhiri penderitaan warga dan membangun jalan menuju solusi dua negara," tulis Joly.

Biden sebelumnya mengatakan bahwa Israel menawarkan kepada kelompok Hamas kesepakatan tiga fase yang akan mengakhiri permusuhan di Jalur Gaza dan mengamankan pembebasan sandera yang ditawan di daerah kantong pesisir itu.

Presiden AS mengimbau Hamas untuk menerima kesepakatan tersebut dan mendesak PM Benjamin Netanyahu untuk menghindari tekanan dari anggota koalisi pemerintahannya yang menentang rencana tersebut.

Lebih dari 36 ribu warga Palestina telah tewas di Gaza sejak Israel memulai serangannya hampir delapan bulan lalu. Sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 82 ribu lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat. Sementara, serangan Hamas pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 orang.

Sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade Israel yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih dan obat-obatan.

Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang.

Bali International Festival jadikan Sanur pusat industri film dunia

JAKARTA - Penyelenggaraan Bali International Film Festival (Balinale) yang ke-17 di Bali selain bertujuan untuk mempertemukan pelaku industri perfilman internasional, juga menjadikan Sanur sebagai pusat industri perfilman dan hiburan berskala global.

Founder and Director Balinale Deborah Gabinetti di Denpasar, Bali, Sabtu, menyatakan Balinale menyadari betapa pentingnya promosi industri perfilman Indonesia, seni dan budaya yang hadir melalui cerita lokal dan mendorong pertumbuhan industri kreatif dalam negeri yang berpusat di Sanur, Kota Denpasar.

Sisi terpenting dari penyelenggaraan Balinale adalah dukungan kepada film maker baik pemula maupun yang sudah mapan melalui program pelatihan dan pertukaran pengetahuan.

"Sangat menarik bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi kreatif yang luar biasa, jadi kita punya full of talent. Festival semacam ini sebenarnya memberi kesempatan untuk pemula untuk yang profesional untuk bisa dilihat dunia," kata Deborah.

Dia menyatakan ajang Balinale yang ke-17 tahun ini berfokus kepada menggarisbawahi diversity atau keragaman dari film-film independen Indonesia dan internasional.

Debora menginginkan produser dan direktur Indonesia dan talent yang muda Indonesia yang bergerak di bidang industri film untuk juga punya referensi baru tidak hanya berpaku pada refrensi misalnya Hollywood.

Dunia itu memiliki cara menjelaskan tentang humanity itu dengan berbagai macam ada sinematografi yang trend-trend baru, ada gaya aproach yang sangat sinematografi yang dramatik, animasi, teknologi dan banyak sekali referensinya, katanya.