JAKARTA - Suhu di atas 52 derajat Celcius di provinsi Sindh, Pakistan selatan, menjadi angka tertinggi pada musim panas dan mendekati rekor tertinggi negara itu di tengah gelombang panas yang sedang berlangsung.
Suhu ekstrem di seluruh Asia dalam sebulan terakhir kemungkinan besar menjadi lebih buruk akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia, demikian ungkap tim ilmuwan internasional.
Di Mohenjo Daro, kota di Sindh yang terkenal dengan situs arkeologi yang berasal dari peradaban Lembah Indus, suhu meningkat hingga 52,2 Celcius selama 24 jam terakhir, seorang pejabat senior Departemen Meteorologi Pakistan , Shahid Abbas mengatakan kepada Reuters dikutip Selasa, 28 Mei.
Suhu tersebut menjadi yang tertinggi pada musim panas sejauh ini, dan mendekati rekor suhu tertinggi di kota dan pedesaan masing-masing sebesar 53,5 derajat Celsius dan 54 derajat Celsius.
Mohenjo Daro adalah kota kecil yang mengalami musim panas yang sangat terik dan musim dingin yang sejuk, serta curah hujan yang rendah..
Pasar yang terbatas, termasuk toko roti, toko teh, mekanik, bengkel elektronik, dan penjual buah dan sayur, biasanya ramai dengan pelanggan.
Namun dengan adanya gelombang panas saat ini, hampir tidak ada pengunjung yang datang ke toko-toko.
“Pelanggan tidak datang ke restoran karena cuaca sangat panas. Saya duduk diam di restoran dengan meja dan kursi ini dan tanpa pelanggan,” Wajid Ali, 32, pemilik kedai teh di kota.
“Saya mandi beberapa kali sehari yang membuat saya sedikit lega. Panasnya membuat kami sangat tidak nyaman.”
BACA JUGA:
Di dekat toko Ali terdapat bengkel elektronik yang dikelola oleh Abdul Khaliq, 30, yang sedang duduk bekerja dengan penutup toko setengah terbuka untuk melindunginya dari sinar matahari. Khaliq juga mengeluhkan cuaca panas yang mempengaruhi usahanya.
Dokter setempat Mushtaq Ahmed mengatakan penduduk setempat telah menyesuaikan diri dengan hidup dalam kondisi cuaca ekstrem dan lebih memilih tinggal di dalam rumah atau dekat air.
“Pakistan adalah negara kelima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kita telah menyaksikan hujan lebat dan banjir,” kata Rubina Khursheed Alam, koordinator iklim di kabinet. Dia menyebut pemerintah sedang menjalankan kampanye kesadaran akibat gelombang panas.