Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP DKI Jakarta Pantas Nainggolan tak menampik bahwa Anies Baswedan masih berpotensi menang jika kembali maju dalam Pilgub DKI Jakarta 2024.

"Kalau kita lihat cerminan di pilpres kemarin, tidak bisa seorangpun mengingkari bahwa Pak Anies masih sangat potensial (kembali menjadi Gubernur DKI)," kata Pantas kepada wartawan, Jumat, 24 Mei.

Pengalaman menjadi Gubernur DKI Jakarta selama periode 2017-2024, menurut Pantas, menjadi bekal yang cukup bagi Anies untuk mendulang suara tinggi dan memenangkan Pilkada 2024 di DKI Jakarta.

"Pengalaman dia selama 5 tahun kemarin di Jakarta saya pikir itu menjadi salah satu pembelajaran yang baik untuk bisa lebih menyempurnakan di waktu-waktu yang akan datang. Jadi paling tidak, sudah punya bekal," ucap Pantas.

Di satu sisi, Pantas juga membuka peluang PDIP menggaet Anies untuk berpasangan dengan kadernya dalam mengusung cagub-cawagub DKI Jakarta kelak.

Namun, keputusan tersebut akan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP.

"Sebagai wacana sih bisa-bisa saja, tetapi yang pasti DPP PDIP pasti akan mempertimbangkan semua," tuturnya.

DPD PDIP DKI Jakarta kini mengusulkan nama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi selaku kader partai untuk diusung di Pilgub DKI 2024.

Pantas menilai, Prasetyo layak diusung PDIP di Pilkada tahun ini karena memiliki pengalaman mengawasi jalannya pemerintahan di Jakarta selama dua periode.

"Kapasitas dia sebagai Ketua DPRD dua periode, 10 tahun itu kan sudah sebuah prestasi dan dia adalah kader kami sendiri," ungkap Pantas.

Seiring dengan itu, PDIP DKI Jakarta juga mulai menjalin komunikasi dengan partai politik lainnya terkait peluang berkoalisi dalam mengusung cagub-cawagub.

Sebab, dari 11 parpol yang lolos dalam Pemilu Legislatif 2024 di DPRD DKI Jakarta, tak ada satupun partai dengan perolehan suara yang mencapai 20 persen kursi di DPRD atau 25 persen suara sah. Sehingga, koalisi harus terjalin demi memenuhi syarat pengusungan pencalonan.

"Perlu diingat bahwa tidak ada satu partai pun yang memenuhi syarat formal, mau tidak mau komunikasi-komunikasi antar parpol pasti terjadi," imbuhnya.