Bagikan:

TANAH DATAR - Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri dan instansi terkait lainnya termasuk para relawan memperluas pencarian 11 korban hilang akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi, Sumatra Barat (Sumbar).  

"Memasuki hari Ke-11 ini, kita membagi enam tim untuk melanjutkan pencarian 11 korban yang masih belum ditemukan," kata Staf Operasi Basarnas Yudi Riva dikutip ANTARA, Selasa 21 Mei.

Untuk Tim 1 akan fokus melakukan pencarian di daerah Padang Gantiang, Kabupaten Tanah Datar dengan menyusuri aliran sungai menggunakan perlengkapan rafting sampai ke Kabupaten Sinjunjung. Selanjutnya Tim 2 diinstruksikan melakukan pencarian pada sektor B, atau menyisir wilayah Parambahan.  

Yudi Riva mengatakan sebelumnya tim gabungan baru melakukan pencarian hingga ke perbatasan Kota Sawahlunto. Namun, hari ini enam regu yang terdiri dari 121 personel memperluas area pencarian hingga ke Kabupaten Sijunjung.  

"Jadi, pencarian kita perluas untuk menemukan 1 korban yang merupakan warga Kabupaten Agam, dan 10 lagi warga Kabupaten Tanah Datar," sebut Yudi. 

Secara umum, lanjut dia, tidak ada perubahan signifikan mekanisme pencarian korban hilang. Hanya saja tim gabungan memperluas area pencarian hingga ke kabupaten yang berdekatan dengan Tanah Datar.

Selain menggunakan sejumlah alat berat, tim gabungan juga memaksimalkan anjing pelacak untuk menelusuri atau mencari keberadaan warga yang hingga kini belum ditemukan.

Dalam arahannya kepada tim pencarian, Yudi menyampaikan apabila tim di lapangan menemukan korban yang terhimpit atau tertimbun material dan sulit untuk dievakuasi, maka harus menggunakan alat berat.  

Tambahan informasi, berdasarkan pemantauan udara yang dilakukan BNPB bersama instansi terkait, masih terdapat sejumlah titik-titik penumpukan material yang dapat memicu banjir bandang.

Dalam waktu dekat BNPB akan memfokuskan pembersihan material tersebut. Bahkan, BNPB berencana meledakkan tumpukan material yang dalam skala besar agar tidak menjadi ancaman banjir lahar dingin susulan.