Bagikan:

JAKARTA - Tersangka FA mengaku menyesal telah membunuh AH (31) yang merupakan pamannya. Bahkan, disebutkan sempat tersungkur karena tak percaya sudah melakukan kejahatan.

"Sempat saya tersungkur pak pas habis melakukan itu sempat menyesal, ko sampe segitunya," ujar FA di Polda Metro Jaya, Selasa, 14 Mei.

Dalam pengakuannya, FA mengaku sempat menahan amarahnya terhadap korban. Meski perlakuan kasar terus diterimanya.

Hanya saja, ada momen yang langsung menyulut emosinya. Sehingga, gelap mata membunuh pamannya.

Momen itu ketika korban membangunkannya dan meminta tersangka untuk melayani pembeli. Padahal, FA sangat lelah dan mengantuk.

"Sebenernya dari... kan saya ngambilnya itu pas jumatan. Sebenernya saya masih bisa nahan bapak," sebutnya

"Karena pada saat itu saya sudah jam istirahat, terus saya pas mau istirahat masih disuruh jaga lagi," sambung FA.

Aksi pembunuhan itu dilakukan FA dengan cara membacok korban sebayak empat kali.

Kasubdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Titus Yudho Ully menyebut aksi tersangka dilakukan ketika korban sedang makan.

"Satu kali bacokan dari arah belakang korban yang menyebabkan luka robek pada leher belakang," sebutnya.

Menerima sabetan golok dari tersangka, korban terjatuh ke lantai. Posisinya tepat menghadap keponakannya.

Tanpa belas kasihan, tersangka kembali mengayunkan golok ke arah korban. Hingga akhirnya mengenai leher AH dan menyebabkan pamannya itu tewas.

"Lalu dibacok lagi sebanyak 3 kali yang menyebabkan luka robek pada tangan kiri dan luka robek pada leher depan. Sehingga korban meninggal dunia," kata Titus.

Setelah itu, tersangka FA menutup jasad korban dengan menggunakan kasur lantai. Hal ini dilakukan untuk mencegah orang lain mengetahui aksinya sembari memikirkan cara untuk menghilangkan jejak.