Menteri ESDM Jelaskan Upaya Indonesia Terkait Energi Bersih dalam Forum di Paris
Menteri ESDM Arifin Tasrif (foto: dok. SKK Migas)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk mendukung konversi energi yang lebih ramah lingkungan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan program dan kebijakan pemeritnah dalam forum International Energy Agency (IEA) Summit di Paris, Prancis.

Menurut Arifin, dilansir dari Antara, Minggu, salah satu kebijakan tersebut adalah transformasi menuju clean cooking, mulai dari kayu bakar ke minyak tanah, konversi LPG, hingga kompor induksi.

Selain itu diseminasi informasi juga menjadi kunci keberhasilan implementasi transisi energi tersebut.

"Kesuksesan implementasi transisi energi membutuhkan partisipasi aktif dari pemangku kepentingan, termasuk publik," katanya saat menjadi pembicara kunci pada gelaran IEA Summit bertajuk "Global Summit on People-Centred Clean Energy Transitions" di markas IEA, Paris, Prancis, Jumat (25/4/2024) waktu setempat.

Arifin melanjutkan di Indonesia, people-centered clean energy transition dicapai melalui diseminasi informasi terkait manfaat energi transisi.

Pada sektor rumah tangga, program konversi LPG ke kompor induksi akan mengurangi biaya memasak hingga 24 persen dan meningkatkan efisiensi mencapai 40 persen.

"Kompor induksi juga lebih praktis untuk dipindah-pindah," terang Arifin.

Selanjutnya, pada sektor industri dan komersial, pengelolaan energi dan efisiensi peralatan yang digunakan akan bermanfaat untuk mengurangi sekitar 20 persen konsumsi energi.

Kemudian, pada sektor transportasi, konversi kendaraan bermesin pembakaran internal ke kendaraan listrik, akan menghemat biaya bahan bakar sekitar 50 persen serta mengurangi biaya pemeliharaan.

"Untuk mendukung percepatan implementasi program EV, Pemerintah Indonesia memberikan insentif, infrastruktur dan pengembangan ekosistem," imbuhnya.

Pemerintah RI juga membuka peluang bagi masyarakat dalam transisi dari ekonomi berbasis fosil melalui pemanfaatan bekas lahan tambang menjadi sumber energi lain (energy back to energy), seperti perkebunan biomassa atau lokasi PLTS, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat dari bekas lahan tambang.

"Selain itu, pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk menanam pohon mangrove yang memiliki kemampuan untuk menyerap karbon dalam jumlah besar, sampai 50 ton CO2 per hektare setiap tahunnya. Pasar karbon akan menciptakan peluang finansial bagi masyarakat, sembari mereduksi emisi," tambah Arifin.

Kementerian ESDM juga membangun landasan kesadaran mengenai transisi energi ramah lingkungan melalui program edukasi, seperti PATRIOT Energi dan GERILYA Academy.

"Kunci kesuksesan dalam menarik partisipasi masyarakat dalam transisi energi adalah diseminasi manfaat transisi energi yang well-informed, penciptaan peluang bisnis, dan kesadaran yang diperoleh melalui pendidikan sejak dini, di mana pengetahuan adalah landasan untuk berpartisipasi," sebutnya.