Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tngah melakukan uji coba penerapan biodiesel 40 persen atau bahan bakar nabati dari sawit (B40).

"Uji coba kali ini akan dilakukan kepada sektor non-otomotif tepatnya untuk kereta, kapal laut hingga alat berat industri dengan rentang waktu uji coba hingga 8 bulan," tulis Kementerian ESDM melalui laman instagram Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang dikutip Jumat 26 April.

Ditjen EBTKE juga mengatakan setelah uji coba tersebut juga akan dilakukan evaluasi hasil dari uji terap tersebut. Adapun uji coba B40 untuk sektor non-otomotif merupakan lanjutan dari keberhasilan uji coba B40 yang telah dilakukan pada kendaraan darat.

"Sebelumnya, uji coba B40 telah dilakukan pada kendaraan darat dan berjalan lancar," tulis keterangan tersebut.

Asal tahu saja, pemanfaatan biodiesel untuk pasar domestik pada tahun 2023 mencapai 12,2 juta KL. Apalagi pada tahun 2023 telah diluncurkan program mandatori biodiesel ke bahan bakar fosil dengan persentase mencapai 35 persen atau B35, dan pada tahun 2024 ditargetkan sebanyak 12,5 juta KL.

Dengan program mandatori biodiesel tersebut, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan memberikan efek ekonomi yang besar bagi Indonesia pada tahun 2023. Yaitu terjadi penghematan devisa negara mencapai 7,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp120,54 triliun.

"Penghematan tersebut terjadi karena kita bisa mengurangi importasi solar, termasuk crude, karena kita bisa campur dengan kita punya fame," imbuhnya.

Kemudian efek ekonomi lain dari program mandatori biodiesel ialah terjadi peningkatan nilai tambah dari Crude Palm Oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp15,82 triliun. Serta terjadi penyerapan tenaga kerja yang sangat besar, yakni lebih dari 11.000 tenaga kerja off-farm, dan mencapai 1,5 juta pekerja on-farm.