Bagikan:

JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam kongres luar biasa (KLB) partai yang digelar di Hotel The Hill Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, 5 Maret. Moeldoko mengalahkan Marzuki Alie.

Deklarator Partai Demokrat Max Sopacua mengatakan, rentetan konflik di internal partai berlambang Bintang Mercy ini sebenarnya sudah cukup panjang. Sampai akhirnya KLB Deli Serdang harus digelar. Puncaknya saat pemilihan putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum.

Kongres V pemilihan AHY digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Maret 2020 lalu. Menurut Max, kongres saat itu hanya berlangsung selama 4 jam dengan mengabaikan prosedural yang biasanya ada di kongres.

Misalnya, pertanggungjawaban ketua umum sebelumnya, tata tertib hingga pembahasan AD/ART partai.

"Pokoknya rentetan peristiwa yang harus ada dalam sebuah kongres itu diikuti, itu enggak," kata Max di arena kongres dilansir YouTube KompasTV, Jumat petang.  

Dia menambahkan, saat pemilihan AHY semua orang yang tidak memiliki hak suara disuruh keluar termasuk pendiri partai yang memiliki hak untuk bicara. 

"Setelah masuk, sudah terpilih ketua umumnya. Saya kira, proses itulah yang mungkin agak mengganjal di hati teman-teman ini dan banyak lagi hal-hal yang mengakibatkan kita harus berbicara dengan teman," tegas Max.

Dengan pengelaman buruk ini, KLB Deli Serdang akan berlangsung selama 3 hari malam dengan mengikuti semua prosedural yang resmi berlangsung dalam kongres.

Diberitakan sebelumnya, saat ditunjuk sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Moeldoko belum berada di lokasi KLB.

Pihak peserta KLB langsung menghubungi Moeldoko melalui telepon seluler. Saat itu, dijelaskan kepadanya, bahwa dari hasil KLB namanya ditetapkan sebagai Ketua Umum. Moeldoko pun menerima hasil keputusan kongres tersebut. 

"Saya terima, terima kasih," katanya.