JAKARTA - Malaysia Airlines membatalkan sejumlah penerbangan ke dan dari Sabah dan Sarawak pada Kamis 18 April karena terdampak oleh erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut)
Dalam pengumuman pembatalan melalui akun media sosial resmi maskapai Malaysia itu, Malaysia Airlines mengatakan membatalkan sejumlah penerbangan ke dan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KUL) ke Sabah dan Sarawak pada 18 April 2024.
Seperti dikutip ANTARA, maskapai tersebut mengatakan akan terus memantau perkembangan dengan cermat mengingat situasi terus berkembang. Informasi lebih lanjut mengenai pembatalan penerbangan akan diperbarui dan dikomunikasikan langsung kepada pelanggan yang terdampak.
Pada saat yang sama, maskapai itu berupaya untuk mengakomodasi penumpang yang terkena dampak pembatalan penerbangan pada penerbangan alternatif setelah situasi semakin membaik.
Mereka juga mengimbau penumpang untuk memperbarui rincian kontak mereka melalui situs web Malaysia Airlines untuk menerima pembaruan tepat waktu dari waktu ke waktu melalui email dan SMS. Keselamatan penumpang dan awak pesawat tetap menjadi hal terpenting bagi maskapai.
Sejumlah penerbangan ke dan dari Sabah ke Kuala Lumpur yang terdampak yakni MH7420 (KUL-TWU), MH7421 (TWU-KUL), MH2612 (KUL-BKI), MH2621 (BKI-KUL), MH2710 (KUL-SDK), MH2711 (SDK-KUL), MH2610 (KUL-BKI), MH2611 (BKI-KUL), MH7404 (KUL-BKI), MH7405 (BKI-KUL).
Sedangkan penerbangan ke dan dari Sarawak ke Kuala Lumpur antara lain MH2520 (KUL-KCH), MH2513 (KCH-KUL), MH2542 (KUL-KCH), MH2543 (KCH-KUL), MH2574 (KUL-MYY), MH2575 (MYY-KUL), MH2742 (KUL-BTU), MH2743 (BTU-KUL).
BACA JUGA:
Sejarah erupsi tercatat sejak tahun 1808 dan memiliki interval erupsi berkisar antara 1 hingga 30 tahun. Pada 2002 Gunung Ruang juga mengalami erupsi eksplosif disertai awan panas yang mengakibatkan kerusakan lahan dan pemukiman serta mengharuskan penduduk mengungsi ke tempat aman.
Setelah tertidur selama 22 tahun, pada 16 April 2024 Gunung Ruang kembali bangun dan memuntahkan berbagai material vulkanik mulai dari lava, gas, batu, hingga abu. Kini aktivitas kegempaan masih tinggi dan erupsi masih terjadi.